HARIAN MERAPI - Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga berakhir. Pemerintah telah menggencarkan vaksinasi kepada masyarakat.
Ada usulan, untuk mengendalikan Covid-19 dibutuhkan terobosan baru.
Terobosan baru itu disampaikan Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca Juga: Rekonstruksi pembunuhan Brigadir J mengundang pihak eksternal, Lemkapi: bentuk transparansi Polri
Ia mengatakan vaksin Covid-19 Bivalen sebagai terobosan terbaru dalam pengendalian Covid-19 sebab relevan dengan varian awal dan Omicron.
"Vaksin terbaru ini sesuai dengan masalah yang ada sekarang, sayangnya vaksin terbaru ini belum ada di Indonesia," kata Tjandra Yoga Aditama.
Tjandra mengatakan sejumlah negara sudah membuat vaksin baru yang disebut Bivalen. Vaksin itu memberi proteksi terhadap varian Omicron dan juga varian COVID-19 awal yang ada sejak 2020.
Baca Juga: Kisah 10 tahun perjalanan NOAH lewat konser NOAH-DEKADE EXPERIENCE
Ia mengatakan varian yang mendominasi di dunia dan Indonesia saat ini adalah Omicron, sementara vaksin yang dipakai sekarang dibuat sebelum era Omicron.
Inggris misalnya, sudah menyediakan vaksin jenis terbaru itu. Produsen Moderna membuat vaksin Spikevax Bivalent Original/Omicron.
"Setengah dosisnya (25 mikrogram) menargetkan untuk proteksi virus COVID-19 tahun 2020 yang awal dulu, dan setengah dosis lainnya (25 microgram) untuk menangani varian Omicron yang sekarang ini," katanya.
Amerika Serikat, kata Tjandra, mulai memproses persetujuan penggunaan vaksin baru dari Pfizer, yang akan terdiri atas 15 microgram dari mRNA encoding untuk virus jenis awal dan 15 microgram mRNA encoding lainnya untuk proteksi terhadap varian Omicron BA.4/BA.5.
"Akan baik kalau Indonesia juga mempertimbangkan penggunaan vaksin COVID-19 terbaru ini untuk lebih melindungi anak bangsa kita," ujarnya.