lifestyle

Ini pentingnya mengendalikan LDL-C terkait kesehatan jantung, tak bisa instan

Rabu, 10 Desember 2025 | 10:30 WIB
Kepala Departemen Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Birry Karim, Sp.PD., K-KV., menyatakan pentingnya pengendalian kadar LDL-C dalam darah saat mengisi seminar kesehatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Selasa (9/12). (ANTARA/Abdu Faisal)



HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan pentingnya menjaga Kesehatan, khususnya Kesehatan jantung, antara lain dengan menurunkan kadar Low-Density Lipoprotein-Cholesterol (LDL-C).

Menurutnya, proses penurunan kadar LDL-C tak bisa instan, melainkan membutuhkan Waktu yang lama dan berkelanjutan.

Kepala Departemen Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Birry Karim, Sp.PD., K-KV., menyatakan pengendalian LDL-C harus dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk mencegah komplikasi fatal seperti serangan jantung dan stroke.

Baca Juga: Cerita misteri Si Upik digondol wewe 4, stres karena tidak bisa bermain dengan kucing kesayangan

"Banyak pasien yang belum berhasil mencapai target kolesterol LDL ideal karena kurangnya konsistensi, baik dalam gaya hidup maupun terapi medis," kata Birry dalam seminar kesehatan di RS Medistra, Jakarta, Selasa.

Birry Karim menjelaskan bahwa efek dari intervensi, terutama melalui terapi medis, tidak terlihat dalam waktu singkat, namun pengaruhnya pasti ada.

"Obat-obatan itu tidak hari ini [diminum] besok turun. Efeknya itu baru terlihat dalam empat sampai enam minggu," ujar dia.

Birry menekankan bahwa pasien seringkali kurang sabar dan tidak konsisten dalam rentang waktu terapi tersebut.

Dia juga mengingatkan bahwa target LDL-C harus dipertahankan secara berkelanjutan, apalagi bagi pasien berisiko tinggi yang harus mencapai angka ideal di bawah 55 mg/dL.

Baca Juga: Cerita misteri Si Upik digondol wewe 3, terdengar tangis di bawah pohon gayam pinggir kampung

Selain kepatuhan terhadap terapi, Birry Karim menggarisbawahi pentingnya modifikasi gaya hidup yang konsisten, meliputi pengaturan pola makan dengan mengurangi asupan tinggi lemak dan kolesterol, serta olahraga teratur yang direkomendasikan 30 sampai 60 menit per sesi.

Birry menyimpulkan bahwa kegagalan mencapai target LDL-C di Indonesia (hanya 3,6 persen pasien mencapai target yang ideal, berdasarkan survei kesehatan Indonesia atau SKI 2023 oleh Kementerian Kesehatan) sebagian besar disebabkan oleh tantangan kepatuhan terhadap dua faktor ini.

Oleh karena itu, kesadaran dan disiplin diri yang tiada henti ditekankan dalam seminar sebagai upaya menekan angka gangguan kesehatan kardiovaskular di Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan (2025), sekitar 800.000 orang di Indonesia meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap tahunnya.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO (2021) juga melaporkan bahwa tiga dari sepuluh penyebab kematian terbanyak di Indonesia merupakan kardiovaskular: stroke (140,8 per 100.000; peringkat 2), penyakit jantung iskemik (90,4; peringkat 3), dan penyakit jantung hipertensi (20,9; peringkat 8).

Halaman:

Tags

Terkini