lifestyle

Redam hoaks, perlu kolaborasi lintas sektoral, begini pandangan Wamenkomdigi Nezar Patria

Minggu, 30 November 2025 | 07:00 WIB
Arsip Foto - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria memberikan penjelasan tentang pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di Auditorium Universitas Brawijaya, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/10/2025). ( ANTARA/Ananto Pradana)

 

HARIAN MERAPI - Hampir setiap hari hoaks bertebaran di dunia maya. Untuk mencegah hoaks butuh kolaborasi lintas sektoral.


Sebagaimana disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria, kolaborasi lintas sektor menjadi langkah penting untuk meredam hoaks yang mengganggu ruang digital.

“Kita melihat misinformasi dan disinformasi tumbuh subur di media sosial dan membawa ancaman mulai dari kohesi sosial sampai kehidupan berbangsa,” kata Nezar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Peruntungan Shio Monyet dan Shio Ayam besok Minggu 30 November 2025, pikirkan tentang melindungi diri Anda dengan baik

Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 143 juta pengguna aktif media sosial dan 230 juta pengguna internet. Kondisi ini dinilai membuat ruang digital menjadi arena interaksi sosial, ekonomi, dan politik yang diikuti oleh lonjakan penyebaran hoaks.

“Sepanjang 2024 terdapat 1.923 konten hoaks yang ter-capture (tertangani) oleh Kemkomdigi. Itu puncak gunung es. Sesungguhnya tentu saja lebih banyak,” ujarnya.

Nezar menyoroti temuan survei bahwa 11,9 persen responden mengakui pernah menyebarkan hoaks. Dia menilai persoalan hoaks bukan hanya pada suplai konten menyesatkan, tetapi juga kerentanan di masyarakat.

Baca Juga: Libra dalam ramalan zodiak sepekan mulai Minggu 30 November 2025, minggu ini dimulai dengan beberapa hari yang indah untuk Anda dan pasangan

“Seseorang mungkin tahu berita itu palsu tetapi tetap membagikannya karena faktor lain seperti motivasi partisan atau emosi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa hoaks kesehatan menjadi yang paling banyak disebar di platform digital. Banyak penyebaran hoaks kini memakai teknik manipulasi berbasis kecerdasan artifisial.

“Video AI generatif itu makin smooth (halus). Bahkan para expert (ahli) pun kadang-kadang terkecoh. Ini memperparah penyebaran hoaks di sektor kesehatan dan sektor lain,” jelasnya.

Nezar menekankan pentingnya literasi digital sebagai fondasi pencegahan. Peran pemeriksa fakta juga dinilai penting sebagai elemen mitigasi.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda dan Shio Kambing besok Minggu 30 November 2025, berusahalah untuk memperkuat ikatan Anda

Halaman:

Tags

Terkini