lifestyle

Tiga strategi utama Kemkomdigi untuk lindungi anak dari deepfake di ruang digital

Senin, 28 Juli 2025 | 10:30 WIB
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria di Jakarta, Senin (24/6/2024). ( ANTARA/Livia Kristianti)



HARIAN MERAPI - Anak-anak harus mendapat perlindungan dari deepfake di ruang digital.


Pemerintah telah menyiapkan tiga strategi utama untuk melindungi anak dari deepfake di ruang digital.


Kementerian Komunikasi dan Digital memperkuat upaya perlindungan anak di ruang digital dari risiko penyalahgunaan teknologi deepfake melalui tiga strategi utama, yaitu peningkatan literasi digital, penindakan konten berbahaya, dan regulasi perlindungan anak.

Baca Juga: Pemprov Jawa Barat Bantah Data Jutaan Warga Bocor

“Komdigi berkomitmen menciptakan ruang digital yang aman bagi semua. Kami gencar melakukan edukasi literasi digital, melakukan takedown terhadap konten negatif, dan bekerja sama dengan aparat hukum untuk menindak kejahatan digital,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, tantangan terbesar saat ini datang dari penyalahgunaan teknologi seperti deepfake dan kecerdasan buatan (AI) yang makin canggih.

Konten manipulatif visual dan audio tidak hanya menyesatkan, tapi juga menyasar kelompok rentan seperti perempuan dan anak.

“Gelombang perkembangan teknologi membuka peluang luar biasa, tapi juga membuka celah ancaman yang bisa melemahkan kepercayaan antar masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga: Punya Peran Penting Didik Karakter Anak, TKA-TPA Sleman Hadapi Tantangan Keterbatasan Jumlah Guru Pendamping

Ia mengutip laporan Sensity AI yang menunjukkan lonjakan 550 persen kasus deepfake sejak 2019 dan menyebutkan bahwa 90 persen di antaranya digunakan untuk tujuan berbahaya.

“Yang paling terdampak adalah perempuan dan anak. Setidaknya 11 persen perempuan usia 15 sampai 29 tahun pernah mengalami kekerasan berbasis gender online sejak usia belia,” ujarnya.

Merespons kondisi tersebut, Kemkomdigi menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 atau PP Tunas yang mengatur penyelenggaraan sistem elektronik untuk perlindungan anak.

“Dalam hal ini, kami berharap di tingkat daerah sosialisasinya bisa lebih intensif untuk semua pemangku kepentingan, terutama di sekolah dan komunitas,” ujar Nezar.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Capricorn besok Selasa 29 Juli 2025, energi yang stabil meningkatkan kepercayaan diri dan keandalan Anda

Nezar menekankan pentingnya literasi digital sebagai keterampilan dasar, termasuk kemampuan kritis dalam memilah informasi dan menjaga privasi data.

Halaman:

Tags

Terkini