lifestyle

Mengapa balita bisa terkena anemia, padahal kecupan ASI, begini penjelasan dokter

Selasa, 22 Juli 2025 | 10:30 WIB
Ilustrasi anemia (Antara/iStock)

Oleh sebab itu, deteksi dini dan pencegahan jauh lebih efektif dan hemat biaya dibandingkan penanganan di kemudian hari.

Baca Juga: Peruntungan Shio Monyet besok Selasa 22 Juli 2025, Anda akan tahu bagaimana mengubah elemen negatif kepribadian menjadi faktor positif

Perhatian terhadap kualitas MPASI tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga membutuhkan dukungan dari pemerintah dan tenaga kesehatan.

Penyuluhan yang berkelanjutan, pelatihan bagi kader posyandu, serta promosi tentang pentingnya fortifikasi dalam MPASI perlu diperluas.

Akses terhadap makanan bergizi yang terjangkau dan mudah diolah juga harus menjadi bagian dari kebijakan intervensi gizi nasional.

Investasi pada kualitas gizi anak, terutama zat besi, adalah investasi pada masa depan bangsa. Ketika anak tumbuh sehat dan cerdas, peluang mereka untuk sukses dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan secara umum akan lebih besar.

Setiap upaya pencegahan terhadap anemia sejak dini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Pemahaman yang benar tentang ASI dan kebutuhan tambahan gizi setelah enam bulan menjadi kunci. Bukan berarti mengurangi pentingnya ASI, tetapi menyadari batas fisiologisnya dan melengkapinya secara tepat.

Baca Juga: Setelah Insiden Kerusuhan Pesta Rakyat, Wabup Garut Posting Surat di Instagram Plus Matikan Kolom Komentar

Dengan pengetahuan yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak, anak-anak Indonesia dapat tumbuh optimal dan mencapai potensi terbaiknya.

Dalam hal ini, zat besi bukan sekadar unsur logam dalam tabel periodik, melainkan fondasi bagi masa depan anak-anak yang lebih sehat, kuat, dan cerdas.*

Halaman:

Tags

Terkini