Menurut Ni Luh, pemerintah mendukung penuh pengembangan wisata kesehatan ini. Buktinya, ada peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.
KEK pertama di Indonesia ini fokus pada layanan kesehatan dan medis terpadu terbesar di Asia Tenggara, memadukan sains dan tradisi.
"Ini sinyal kuat komitmen serius pemerintah untuk mengembangkan destinasi wisata kesehatan dan kebugaran berskala internasional," kata Ni Luh.
Senada dengan itu, Co-founder & Director Bali Wellness and Beauty Expo 2025, Diah Permana Tirtawati, optimistis dengan potensi "wellness" Bali.
Meski Bali sudah dikenal luas sebagai tujuan perjalanan liburan, pertemuan, konvensi dan eksibisi (MICE), pernikahan, dan wisata bahari, Bali belum pernah secara eksplisit menyatakan diri sebagai destinasi "wellness".
"Dari situlah kami berani mengembangkan potensi 'wellness tourism' melalui ajang ini," kata Diah.
Laporan "Global Wellness Institute 2025" memproyeksikan sektor "wellness" global akan tumbuh mencapai 9 triliun dolar AS pada 2028.
Indonesia sendiri di peringkat ke-18 global dan memimpin ASEAN dalam pangsa pasar "wellness". Ini menunjukkan Bali punya peluang besar jadi pemimpin dunia di bidang ini.*