lifestyle

Segera operasikan taksi terbang, IKN dibidik jadi kota pilihan, ini pertimbangannya

Kamis, 26 Juni 2025 | 10:30 WIB
Figur publik Raffi Ahmad menjadi penumpang pertama yang menjajal taksi terbang EHang 216-s di kawasan PIK 2, Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025), didampingi Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, perusahaan yang memboyong EHang 216-s. (ANTARA/Pamela Sakina)



HARIAN MERAPI - Kebutuhan taksi terbang sudah sangat mendesak direalisasikan di Indonesia.


Namun, untuk tahap awal perlu dilakukan uji coba kota mana yang tepat untuk digunakan transportasi taksi terbang.


Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan untuk menjadi kota yang mengadopsi transportasi canggih taksi terbang, menggunakan EHang 216-s, seiring dengan misinya menjadi kota masa depan bertaraf internasional.

Baca Juga: Komentar bijak Pasha Ungu usai Dimas Anggara minta maaf ke Kiesha Alvaro: Insya Allah semua ada hikmahnya

“EHang ini juga dimaksudkan sebagai moda transportasi modern untuk angkutan dari titik ke titik, poin ke poin di IKN,” kata Anggota DPR RI Bambang Soesatyo pada uji terbang EHang 216-s di kawasan PIK 2, Tangerang, Banten, Rabu.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang akrab disebut Bamsoet itu mengungkap, pemerintah menargetkan taksi terbang berbentuk drone raksasa ini dapat beroperasi di Ibu Kota negara pada 2028.

Selain menjadi simbol kendaraan masa depan berteknologi canggih, EHang 216-s juga ramah lingkungan, mengingat taksi terbang ini mengusung tenaga berbasis listrik, sesuai dengan impian IKN untuk menjadi kota pintar dan berkelanjutan.

“Harapan saya adalah ini jadi moda transportasi udara modern, taksi udara modern yang akan mengatasi berbagai kendala kemacetan lalu lintas maupun menunjang dari pada pariwisata nasional," ujar mantan Ketua MPR RI tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil Gugat Balik Lisa Mariana Senilai Rp105 Miliar Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

"Target kita sebetulnya 2028 ini EHang sudah beroperasi di IKN sebagai moda transportasi modern karena IKN adalah kota yang dibangun untuk kota internasional,” tambah Bamsoet.

Memiliki tinggi 1.77 meter dengan lebar 5.61 meter, EHang 216-s disebut dapat mengangkut muatan hingga 220 kg dan jarak terbangnya dengan muatan maksimal 35 km, waktu terbang 21 menit serta kecepatan maksimal di 130 km per jam.

EHang 216 merupakan taksi terbang berteknologi AAV (Autonomous Aerial Vehicle). Ia tidak memerlukan pilot manusia, melainkan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) untuk terbang.

Pada kesempatan yang sama, Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, perusahaan yang memboyong EHang 216-s ke Indonesia mengatakan, satu unit taksi terbang tersebut harganya mencapai 535.000 dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp8,7 miliar. Meski terdengar mahal, taksi terbang ini terbilang murah dalam hal biaya sekali penerbangannya jika dibandingkan dengan helikopter.

Baca Juga: Momen mencekam di Iran saat perang dengan Israel dikisahkan WNI yang berada di lokasi

"Sekali isi daya, dia kan pakai baterai, kurang lebih Rp500 ribu, kalau pakai helikopter 30 menit mungkin Rp50 juta, kalau pakai EHang ini hanya Rp500 ribu. Jadi murah sekali dan ini memang menjadi transportasi mobilitas perkotaan," jelas Rudy.

Halaman:

Tags

Terkini