lifestyle

Penderita thalasemia minor tak perlu khawatir soal makanan, karena tidak ada pantangan, ini penjelasan dokter

Minggu, 25 Mei 2025 | 06:40 WIB
Ilustrasi - Petugas kesehatan sedang melakukan pemeriksaan pasien thalasemia (ANTARA FOTO/Ampelsa)



HARIAN MERAPI - Penderita thalasemia memerlukan penanganan khusus agar kondisinya tetap terjaga.


Bagi penderita thalasemia minor tak memiliki pantangan makanan karena tak membutuhkan transfusi darah secara rutin dalam kondisi normal.


Demikian disampaikan Konsultan Hemato Onkologi Anak FKUI-RSCM dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A (K) dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Peruntungan Shio Anjing besok Minggu 25 Mei 2025, sangat baik untuk berolahraga dan beraktivitas di luar ruangan

“Tidak ada pantangan karena tidak butuh transfusi darah (dalam kondisi normal),” katanya .

Ia melanjutkan, dengan demikian pasien dengan thalasemia minor dapat mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi dan tak perlu khawatir kelebihan zat besi.

Sementara untuk pasien dengan thalasemia mayor yang membutuhkan transfusi darah, pada proses transfusi akan mengalami penumpukan zat besi sehingga sebaiknya menghindari makanan yang tinggi zat besi seperti daging merah dan olahan serupa dari bahan tersebut.

“Kalau sering transfusi akan banyak zat besi yang masuk ke tubuh thalasemia mayor, karena setiap transfusi darah setiap miligram nya mengandung zat besi, misalnya transfusi 200 ml ya kita 200mg zat besinya 200 mg, padahal kita hanya bisa mengeluarkan nggak sampai 5mg per harinya,” katanya.

Baca Juga: Ramalan zodiak Cancer berlaku sepekan mulai 25 Mei 2025, komunikasikan apa pun yang Anda rasakan dengan tenang dan penuh keyakinan

Dengan demikian pasien thalasemia mayor harus menghindari makanan dengan kandungan zat besi tinggi misal, daging merah seperti bakso, rendang, empal dan lainnya.

“Jangan sampai zat besi dikeluarkan lewat obat, tapi kita makan makanan tinggi zat besi,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa thalasemia merupakan penyakit genetik atau bawaan sehingga pengobatan seumur hidup bagi pasien dengan kondisi berat harus terus dilakukan dalam hal ini thalasemia mayor.

Pasalnya dalam kondisi ini, pasien tidak dapat memproduksi sendiri hemoglobin yang cukup untuk tubuh sehingga membutuhkan transfusi darah.

Adapun gejala thalasemia mayor dapat diketahui pada anak saat usia 2 tahun atau di bawahnya, gejala yang dialami meliput anemia parah, pucat, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak hingga perut membesar.

Baca Juga: Soal kenaikan PBB-P2, dua pengurus DPC PSI Pati mundur

Halaman:

Tags

Terkini