lifestyle

Tak gampang memaafkan orang lain, begini kiatnya menurut psikolog

Minggu, 6 April 2025 | 07:30 WIB
Ilustrasi - Siswa melakukan sungkem pada guru di SMA Veteran 1 Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (12/4). Siswa bersama seluruh guru melakukan doa bersama untuk kelancaran Ujian Nasional setingkat Sekolah Menengah Atas yang rencananya pekan depan. (FOTO ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo)



HARIAN MERAPI - Tidak semua orang gampang memaafkan orang lain, termasuk di hari lebaran.


Psikolog membagikan kiat bagaimana agar bisa memaafkan orang lain, antara lain dengan mengakui dan menerima emosi yang hadir dalam diri seseorang.


Menurut psikolog, ini menjadi langkah awal untuk memaafkan orang lain.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam berlaku besok Minggu 6 April 2025, jalin hubungan yang hangat dengan teman-teman Anda


"Izinkan diri untuk merasakan emosi marah, kecewa atau sakit hati yang dirasakan. Jangan menyangkal atau menekan emosi tersebut," ujar psikolog Meriyati, M.Psi dia saat dihubungi di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Meriyati, memaafkan bukan sekadar tindakan sosial, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Merujuk studi, memaafkan dapat mengurangi stres, meningkatkan kesehatan jantung dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

"Ketika kita menyimpan amarah atau dendam, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol. Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus, maka dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan kecemasan," kata dia.

Karena itu, memaafkan menjadi tindakan yang disarankan, walau ini terkadang bukan hal mudah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo 6 April 2025 : yang lajang disarankan tidak terlalu agresif dalam mendekati seseorang, biarkan proses pendekatan berjalan alami

Agar lebih mudah memaafkan, selain mengakui emosi, seseorang perlu menyadari bahwa memaafkan adalah untuk diri sendiri.

"Memaafkan bukan berarti setuju atau membiarkan pelaku lepas dari tanggung jawab, tetapi membebaskan diri dari beban emosional yang menguras energi," ujar Meriyati.

Selanjutnya, cobalah memahami alasan di balik tindakan orang lain. Hal ini bukan berarti membenarkan tindakan orang-orang yang menyakiti, tetapi mencoba memahami konteks atau situasi yang mungkin mempengaruhi perilaku mereka.

"Memahami hal tersebut dapat membantu Anda melihat situasi dengan perspektif lebih luas dan mungkin merasa lebih empati terhadap orang tersebut," ujar psikolog yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.

Dia lalu menyarankan untuk mencoba melatih empati. Misalnya dengan bertanya pada diri sendiri, "Jika saya berada di posisi mereka, apakah saya juga dapat melakukan kesalahan yang sama?"

Baca Juga: FPB Sukoharjo Persilakan Buruh Melapor Bila Belum Terima THR 100 Persen

Halaman:

Tags

Terkini