lifestyle

Begini kiat membuat resolusi tahun 2025 agar tidak stres dan kecewa

Jumat, 3 Januari 2025 | 15:55 WIB
Ilustrasi - Seorang anak mengalami stres atau depresi. (ANTARA/Pexels)

“Misalnya, seseorang ingin ke Jepang karena teman-temannya sudah pernah ke sana. Tapi, apakah kondisi finansial dan pekerjaan memungkinkan? Jika tidak realistis, keinginan ini justru akan menjadi beban,” jelasnya.

Menurutnya, resolusi yang baik seharusnya seperti rencana kerja dalam sebuah perusahaan, yaitu memiliki tujuan jelas, langkah-langkah terukur, dan dapat dievaluasi.

3. Hindari stres dengan cara review pencapaian
Salah satu cara untuk mengurangi stres akibat resolusi adalah dengan mereview pencapaian di tahun sebelumnya.

“Kadang kita merasa tidak mencapai apa-apa, padahal jika melihat kembali, mungkin kita sudah melakukan banyak hal yang signifikan,” ungkapnya.

Baca Juga: Pemudik Akhir Tahun Pakai Mobil Listrik Melonjak Tiga Kali Lipat, Dirut PLN: Tak Ada yang Kehabisan Energi

Sebagai contoh, jika resolusi tahun sebelumnya adalah berolahraga secara rutin, meskipun belum mencapai berat badan ideal, upaya seperti berjalan 10 ribu langkah setiap hari tetap merupakan pencapaian yang patut diapresiasi.

4. Jangan hilang harapan di tengah prediksi yang berat
Ika mengingatkan bahwa prediksi mengenai tahun 2025 hanyalah gambaran kemungkinan, bukan kepastian.

“Setiap orang memiliki rezeki dan cara bertahan hidup masing-masing. Penting untuk tetap optimis dan melihat peluang di tengah tantangan,” ujarnya.

Dengan menerapkan skala prioritas, menetapkan target yang realistis, dan mereview pencapaian, masyarakat dapat menghadapi tahun 2025 dengan lebih tenang dan percaya diri.

Baca Juga: Ramalan keuangan dan karir zodiak Pisces tahun 2025, pertumbuhan dan pengakuan profesional menanti

Resolusi tidak perlu menjadi beban, tetapi justru menjadi panduan untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Adapun, resolusi bukanlah sekadar daftar keinginan, melainkan peta jalan menuju perubahan yang lebih baik.

Dengan membuat target yang realistis, menetapkan prioritas, dan merefleksikan pencapaian, kita bisa menjadikan tahun 2025 bukan sebagai beban, melainkan peluang untuk bertumbuh.

Jangan lupa, di tengah tantangan yang mungkin datang, harapan selalu ada, dan Ika menyarankan untuk tetap optimis dan jadikan setiap langkah berarti dalam perjalanan menuju versi terbaik dari diri kita.*

Halaman:

Tags

Terkini