lifestyle

Ini gejala awal penyakit lupus yang patut dicurigai, segera periksa dokter

Kamis, 12 Desember 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi - Odapus atau penderita lupus (Ist/National Institutes of Health)



HARIAN MERAPI - Masyarakat diimbau mewaspadai gejala lupus sehingga bisa langsung memeriksakan ke dokter.


Menurut dokter, ada gejala awal yang patut dicurigai sebagai lupus, antara lain gejala demam, fatigue, penurunan berat badan, sakit-sakit otot sendir hingga gangguan kulit.


Demikian disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI dalam webinar bersama RS Medistra mengenai lupus yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Polres Sukoharjo Tangkap Pengedar Sabu di Kartasura


Ia mengatakan ada gejala tertentu yang patut dicurigai sebagai lupus yang bisa sebagai acuan untuk langsung memeriksakan ke dokter.

“Gejala awal yang perlu diwaspadai adalah gejala demam, fatigue, penurunan berat badan, sakit-sakit otot sendi, gangguan kulit atau mukosa itu adalah selaput lendir, ada persendian,” kata Heru .


Heru mengatakan, setiap orang bisa mengalami gejala berbeda-beda dan tidak ada kombinasi gejala tertentu yang menjadi penanda lupus. Gejala lupus juga bisa melibatkan organ-organ lain seperti paru, darah, hati dan limpa.

Lupus perlu dicurigai terutama pada wanita muda dengan keterlibatan gejala dua atau lebih organ, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya serta adanya riwayat lupus dalam keluarga.

Ia mengatakan kelelahan berlebihan atau fatigue menurut survei di luar negeri menjadi penyebab lupus sebesar 50 persen atau lebih. Penderita lupus juga akan mengalami penurunan berat badan dan yang juga paling sering ditemui adalah gejala kulit yang khas atau disebut butterfly rash.

Baca Juga: Cosmo JNE FC Kenalkan Jersey Baru di Liga Futsal Profesional 2024/2025

“Gejala kulit utamanya adalah yang disebut butterfly rash atau kemerahan di sekitar pipi dan hidung berbentuk kupu-kupu. Sensitif terhadap cahaya matahari, ada sariawan, kebotakan kadang-kadang, ujung-ujung kuku pucat atau kebiruan, ada bercak perdarahan, juga bisa gatal-gatal,” katanya.

Heru mengatakan, jika ada kecurigaan gejala lupus pada tubuh terutama jika terjadi pada wanita, segera dilakukan tindak lanjut. Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis lupus, namun dokter akan mendapatkan diagnosa melalui kombinasi pemeriksaan tanda fisik, tes darah, kencing dan riwayat medis pasien.

Pemeriksaan darah bisa dilakukan dengan memeriksa ANA (Anti-Nuclear Antibody) untuk mendeteksi auto-antibodi terhadap organ tubuh. Ini ditujukan terhadap cell protein di dalam antibody karena menyerang tubuhnya sendiri dan menyerang organ-organ yang menyebabkan inflamasi serta kerusakan.

Namun pemeriksaan ANA ini tidak serta merta seorang pasien pasti menderita lupus karena ANA yang positif bisa ditemukan pada penyakit auto imun lain. Hasil ANA oleh dokter akan diinterpretasikan berdasarkan riwayat klinis jika ada gejala sugestif lupus seperti kemerahan butterfly rash, sakit sendi, kebotakan, atau keguguran berulang.

Baca Juga: Indosat dan Nokia Jalin Kemitraan, Perluas Jaringan 4G dan 5G di Wilayah Terpencil Indonesia

“Dapat dikatakan kalau lupus sedang aktif, 95 persen itu biasanya positif ANA-nya. Tetapi, patut diingat ANA positif tidak secara otomatis berarti ter-diagnose. Karena hanya 11-35 persen orang dengan ANA positif menderita lupus. ANA positif bisa ditemukan pada penyakit autoimun yang lain. Dan bahkan 15 persen orang sehat pun bisa memiliki ANA positif,” jelasnya.*

Tags

Terkini