Lebih lanjut, gejala kanker endometrium umumnya berupa perdarahan pada vagina yang abnormal. Jika vagina mengalami perdarahan tidak biasa (di luar masa menstruasi), sebaiknya waspadai bahwa hal tersebut dapat menjadi salah satu tanda dari kanker endometrium.
"Karena seorang perempuan kadang tidak mengindahkan keluhan perdarahan pervaginam yang abnormal dan enggan untuk memeriksakan diri, maka kadang kanker endometrium ditemukan pada stadium lebih lanjut," kata Kartiwa.
Meski demikian, kanker endometrium dapat dideteksi secara dini dengan melakukan pemeriksaan ketebalan lapisan endometrium pada kasus perdarahan yang abnormal.
Apabila diperlukan, dokter akan melakukan pengambilan jaringan endometrium pada pasien untuk diperiksa secara patologi anatomi.
Jika pasien terdiagnosis menderita kanker endometrium, maka dokter akan melakukan tatalaksana untuk pengobatan pasien. Tatalaksana kanker endometrium dapat berupa tindakan pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.
Nantinya, dokter akan melakukan tindakan pengobatan sesuai kebutuhan.
"Pada kasus di mana seorang perempuan belum mempunyai anak atau masih ingin mempertahankan rahimnya, tatalaksana hormonal masih bisa dipertimbangkan selama masih dalam stadium awal," kata Kartiwa.
Ketika pasien sudah dinyatakan sembuh dari kanker endometrium, dokter menyarankan agar pasien tetap melakukan pola hidup sehat guna menghindari kekambuhan kanker di masa depan.
Kekambuhan kanker endometrium bergantung pada tipe sel, stadium, tatalaksana yang diberikan, dan bagaimana gaya hidup sesudah tatalaksana atau tindakan pengobatan dari dokter.
"Tipe 1 memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan tipe 2, (dan) stadium awal juga akan memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan stadium lanjut," kata Kartiwa.
"Tatalaksana yang tepat dan tidak terputus juga akan memberikan prognosis yang lebih baik," katanya mengakhiri perbincangan.*