Ini gangguan yang sering muncul pada anak dengan kanker, orang tua tak boleh abai

photo author
- Minggu, 27 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Ilustrasi - Seorang anak mengalami stres atau depresi.  (ANTARA/Pexels)
Ilustrasi - Seorang anak mengalami stres atau depresi. (ANTARA/Pexels)



HARIAN MERAPI - Anak penderita kanker biasanya mengalami gangguan depresi, sehingga harus ditangani segera.


Depresi ini menjadi gangguan psikiatrik yang muncul pada anak dengan kanker, perlu pemeriksaan lebih intensif.


Dokter spesialis kejiwaan dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Kusuma Minayati Sp.KJ Subsp. AR(K) mengatakan depresi menjadi salah satu kondisi gangguan psikiatrik yang mungkin muncul pada anak yang menjalani pengobatan kanker.

Baca Juga: KPU Sukoharjo ingatkan layanan pindah TPS Pilkada 2024 ditutup tanggal 28 Oktober 2024

“Gangguan psikiatrik pada anak bisa berbagai macam bentuknya, paling banyak dari kelompok depresi, tapi ada juga hal-hal yang terkait dengan perkembangan saraf, ADHD, dan autistik,” kata Kusuma dalam webinar RSCM yang diikuti di Jakarta, baru-baru ini.

Kusuma mengatakan, mendiagnosis depresi pada anak yang sedang menjalani pengobatan kanker juga tidak mudah. Ini karena ada perubahan konsentrasi, pola tidur, perubahan nafsu makan dan menurunnya energi yang juga disebabkan oleh penyakit medisnya sendiri.

Kondisi depresi anak bisa memengaruhi kualitas hidupnya dan kepatuhan terhadap pengobatan yang harus dijalaninya.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Aries dan Taurus Minggu 27 Oktober 2024, bukan waktu yang tepat untuk memulai hubungan baru

Selain depresi, kondisi gangguan psikiatrik yang bisa muncul pada anak dengan kanker adalah ansietas yang muncul karena kecemasan terutama anticipatory atau perasaan khawatir sebelum suatu kejadian terjadi.

“Kecemasan anticipatory sering terjadi yang dapat diatasi dengan intervensi perilaku, edukasi, atau obat-obatan, tergantung tingkat keparahan gejalanya,” katanya.

Kusuma melanjutkan kondisi psikiatrik lainnya yaitu delirium yaitu adanya perubahan kesadaran yang kumulatif karena adanya kondisi medis umum yang mendasari. Biasanya gejala yang muncul seperti gangguan tidur dan iritabilitas atau mudah marah.

Baca Juga: Kuliner IBM di Jalan Kabupaten Sleman ini sedia aneka masakan ikan laut, 3 pendukung masakan bisa ambil sepuasnya

Hal itu memerlukan pengenalan dan penanganan, dengan beberapa alat diagnosis serta intervensi yang mengelola gejala, karena ini bagian dari kondisi medis agar ada perbaikan.



Gangguan psikiatrik muncul bisa sejak awal ditemukan diagnosis, anak bisa merasa stres dan cemas karena harus rutin ke rumah sakit dan bertemu dokter. Kecemasan juga bisa terjadi karena perubahan kebiasaan, seperti anak harus sering izin dari sekolah dan perubahan perilaku saudara kandung dan orang tua.

“Jadi saat anak membutuhkan perawatan intensif membuat ibunya lupa kakak atau adiknya, saudaranya jadi ada masalah perilaku itu bisa menimbulkan distress pada anak yang sedang berobat kanker,” kata Kusuma.

Di sisi lain, perjalanan kemoterapi, pembedahan dan radiasi juga memengaruhi keterampilan hidup dan anak yang masih dalam tumbuh kembang harus mengejar poin perkembangannya yang tertinggal bisa membuat anak stress.

Baca Juga: Wisuda Sarjana XLIX dan Pascasarjana XXIV UMBY dilaksanakan 2 hari, begini pesan Kepala LLDikti Wilayah V

Maka itu diperlukan kedekatan orang tua dan anak agar bisa memberikan pemahaman dan kenyamanan sesuai perkembangan usianya dengan komunikasi yang baik agar anak bisa memahami apa yang sedang terjadi dengan dirinya.

“Anak memang tidak mudah untuk mengungkapkan apa yang dia rasa, kita bisa menggunakan teknik-teknik yang dekat dengan keseharian anak yaitu misalnya dengan sambil bermain, jadi misalnya kita bisa menunjukkan gambar untuk menunjukkan rasa nyerinya kayak apa sih,” kata Kusuma.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X