lifestyle

Ini akibatnya bila anak mengalami malnutrisi, orang tua harus pantau perkembangan anak

Rabu, 18 September 2024 | 11:00 WIB
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB (dua kiri) dalam diskusi "Pekan Sadar Malnutrisi 2024" bertema Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (17/9). (Antara/Adimas Raditya)



HARIAN MERAPI - Orang tua harus memantau perkembangan anaknya jangan sampai mengalami malnutrisi.


Sebab, malnutrisi dapat mengakibatkan penurunan imunitas, karena daya tahan tubuh berkurang.


Peringatan tesebut disampaikan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dalam diskusi "Pekan Sadar Malnutrisi 2024" yang digelar di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Gandeng Bea Cukai Yogyakarta, Pemkab Sleman Sosialisasi DBHCHT di Kalasan


Ia mengingatkan bahwa malnutrisi dapat menyebabkan penurunan imunitas sehingga perlu segera ditangani.

"Yang terjadi saat mengalami malnutrisi adalah penurunan imunitas karena daya tahan tubuh berkurang. Itulah mengapa semakin susah mengobati pasien malnutrisi," kata Ari .

Ari menjelaskan, malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi pada seseorang.

Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi termasuk penurunan imunitas, mental, kekuatan otot, hingga gangguan fungsi jantung.

Baca Juga: SD Muhammadiyah Karangwaru Yogyakarta gelar Educational Cultural Visitation ke Malaysia - Singapura, ini tujuannya 

Menurut dia, malnutrisi sering kali tidak terdiagnosis dengan baik sehingga penanganan menjadi terlambat dan berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian.

Oleh karena itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mendorong pencegahan malnutrisi lewat asupan gizi seimbang dalam rangka mempersiapkan generasi emas yang sehat, berkualitas dan berdaya saing.

Namun demikian, upaya ini perlu keterlibatan berbagai pihak termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum untuk bersama-sama menggalakkan edukasi dan intervensi gizi.

"Malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi sehingga harus teridentifikasi sejak awal saat pasien bertemu dengan dokter," katanya.

Baca Juga: Pendaftaran KPPS Pilkada Kulon Progo 2024, Harus Sehat Jasmani dan Rohani

Lebih lanjut Ari menyampaikan, intervensi nutrisi harus dilakukan sejak awal jika di dalam pemeriksaan awal terdeteksi adanya keadaan malnutrisi yang sedang atau berat.

Halaman:

Tags

Terkini