HARIAN MERAPI - Berawal dari coba-coba, orang menjadi kencaduan mengonsumsi buah kecubung.
Padahal, mengonsumsi buah kecebung bisa berefek berbahaya selain membuat orang menjadi ketagihan.
Demikian diingatkan Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) sebagaimana disampaikan ketuanya Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca Juga: 75 Pengurus dan Anggota Jaga Warga Kalurahan Argomulyo Sedayu Peroleh Bantuan Seragam dari UMBY
Ia menyatakan bahwa adanya rasa ingin mencoba hingga kecanduan menjadi beberapa alasan seseorang mengonsumsi buah kecubung.
“Alasan orang mencoba kecubung biasanya orang dengan kondisi emosi atau mental yang labil, misalnya anak muda dan remaja,” katanya.
Inggrid menuturkan konsumsi buah kecubung seringkali terjadi karena seseorang berada dalam kondisi emosi atau mental yang tidak stabil. Biasanya dijadikan sebagai pelarian dari rasa depresi atau stres.
Kondisi coba-coba tersebut menurutnya sama dengan rasa ingin tahu ketika ingin merasakan rokok, obat keras atau narkoba.
Baca Juga: Viral Pria Tembak Kucing Pakai Pistol di Semarang, Pelaku Langsung Diamankan Polisi
Sedangkan pada kondisi kecanduan, para pecandu menyalahgunakan kecubung dan mencampurkannya dengan obat keras bernama Zenith yang mengandung zat Carnophen.
“Itu adalah obat psikoaktif atau obat yang bersifat adiktif bahkan sebetulnya ilegal. Sudah tidak diizinkan beredar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dulunya obat kelainan tulang tapi karena bisa bersifat psikoaktif dan menimbulkan kecanduan, itu dilarang,” ujar Inggrid.
Namun, peredaran Zenith di kalangan masyarakat masih ditemukan dengan harga yang murah, termasuk oplosannya yang menggunakan buah kecubung.
Inggrid mengingatkan bahwa konsumsi minuman tersebut dapat mengancam kesehatan karena dapat menimbulkan halusinasi, meningkatnya gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan denyut jantung sampai mengalami kematian.
Durasi keparahan dari efek sampingnya juga berbeda-beda pada setiap orang, sehingga penggunaannya tidak dianjurkan. Terkait dengan pengobatan efeknya pun, ia katakan tidak ada hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat selain membawa pasien mabuk ke rumah sakit terdekat.