HARIAN MERAPI - Masih ada anggapan di masyarakat bahwa lansia yang mengompol merupakan hal wajar.
Padahal, menurut dokter, lansia yang mengompol bukanlah kondisi kesehatan yang wajar.
Demikian disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD, K.Ger, dalam webinar yang diikuti dari Jakarta, baru-baru ini.
Baca Juga: Siapa mentor andal Prabowo hingga menang Pilpres 2024, ini analisis pengamat
Ia mengatakan mengompol pada orang lanjut usia (lansia) bukan kondisi kesehatan yang wajar.
"Mengompol atau keluar urine di luar kehendak, tanpa disadari, ini salah disalahpersepsikan sebagai sesuatu yang wajar (terjadi pada lansia). Padahal, itu kondisi tidak normal," kata Purwita .
Organ tubuh ikut menua seiring dengan pertambahan usia sehingga meningkatkan risiko mengompol. Purwita mengatakan mengompol pada lansia bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari penurunan kesadaran sampai efek samping obat.
Baca Juga: Selebgram Gaga Muhammad Ternyata Sudah Bebas Sejak 18 April 2024
Dalam kondisi normal, seseorang bisa menahan keinginan buang air kecil antara 3 sampai 5 jam. Sejak bangun tidur hingga menjelang tidur, seseorang biasanya berkemih sekitar empat sampai enam kali sehari.
Jika mengalami overactive bladder, kandung kemih terlalu aktif, seseorang bisa buang air kecil lebih dari delapan kali dalam sehari.
Mengompol pada lansia bisa terjadi karena penurunan kesadaran, lansia yang mengalami demensia tidak sadar bahwa dia berkemih. Mengompol juga bisa disebabkan karena menderita penyakit kencing manis dengan kadar gula belum terkontrol.
Konsumsi obat tertentu juga bisa membuat lansia mengompol karena obat memicu tubuh mengeluarkan cairan dari tubuh, termasuk urine.
Baca Juga: Polisi Ungkap Pembunuh Terekam CCTV Bawa Mayat dalam Koper di Hotel Bandung
Mengompol, kata Purwita, juga bisa disebabkan oleh sembelit. Tinja yang menumpuk di dekat saluran pembuangan bisa menekan kandung kemih sehingga bisa membuat seseorang ingin berkemih.
"Atau karena keterbatasan bergerak sehingga kesulitan mencapai toilet. Misalnya, mengalami nyeri sendi, sebelum sampai toilet sudah mengompol," kata Purwita.