Vera mengatakan bahwa platform media sosial bisa mendatangkan banyak peluang dan manfaat bagi remaja.
Baca Juga: Dorong Kompetensi Jurnalis di Indonesia, CIMB Niaga Gelar Workshop dan Kelas Jurnalisme Inspiratif
Platform media sosial bisa menjadi ruang berekspresi, ruang belajar, serta ruang untuk membangun koneksi sosial yang positif bagi remaja.
Namun, Vera mengingatkan bahwa penggunaan media sosial bisa mendatangkan lebih banyak dampak negatif tanpa adanya pendampingan.
"Tanpa pendampingan, efek negatifnya bisa lebih dominan," katanya.
Vera menyampaikan bahwa remaja termasuk kelompok yang paling rentan mengalami dampak negatif penggunaan media sosial, karena mereka belum sepenuhnya mampu mengatur kontrol diri dan menilai risiko.
"Otak remaja belum matang secara penuh, terutama bagian prefrontal cortex yang mengatur kontrol diri dan penilaian risiko," katanya.
Kondisi yang demikian membuat remaja lebih mudah terdorong oleh impuls, sulit mengontrol perilaku, dan tidak selalu dapat mempertimbangkan konsekuensi dari interaksi mereka di ruang digital.
Selain itu, kebutuhan remaja untuk diterima dan membangun identitas membuat mereka lebih peka terhadap reaksi orang lain.
Perubahan hormonal yang membuat emosi naik turun berpengaruh pula pada kerentanan mereka.
Kombinasi faktor biologis, sosial, dan emosional membuat remaja lebih rentan terdampak tekanan di ruang digital.
Baca Juga: Ini syarat Indonesia lolos ke semifinal, usai Malaysia dibekuk Vietnam 0-2
Oleh karena itu, Vera menekankan pentingnya pendampingan dari orang tua, peningkatan literasi digital, dan penguatan konsep diri untuk mencegah dampak jangka panjang penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.*