Waspadai, risiko jangka panjang defisiensi vitamin D pada anak, ini yang harus dilakukan orang tua

photo author
- Kamis, 4 Desember 2025 | 09:30 WIB
(Kiri-kanan) dr Merry Amelya Puspita Sidabutar, Sp.OG, Dokter Spesialis OBGYN RSIA Bunda dan RSU Bunda Morula IVF Jakarta, Asmirandah Aktris dan Konten Kreator, dr. Caesar Pronocitro, Sp.A, M.Sc, Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Stefani.  (ANTARA/Anindi Berliana   )
(Kiri-kanan) dr Merry Amelya Puspita Sidabutar, Sp.OG, Dokter Spesialis OBGYN RSIA Bunda dan RSU Bunda Morula IVF Jakarta, Asmirandah Aktris dan Konten Kreator, dr. Caesar Pronocitro, Sp.A, M.Sc, Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Stefani. (ANTARA/Anindi Berliana  )

HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan risiko jangka Panjang defisiensi vitamin D pada anak, orang tua perlu waspada.

Menurut dokter, risiko jangka panjang ini meliputi system imun, pertumbuhan hingga fungsi kognitif.

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, dr Caesar Pronocitro, Sp.A, M.Sc memperingatkan masih tingginya risiko defisiensi vitamin D pada anak Indonesia yang dapat berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan, sistem imun, hingga fungsi kognitif.

Baca Juga: KPK Bakal Cecar PBNU Buntut Pemecatan Gus Yahya Terkait Skandal Aliran Dana Rp100 Miliar, Selidiki Audit di 2022

Isu tersebut mengemuka dalam D'Forum: The Miracle of Vitamin D yang diselenggarakan bertepatan dengan lima tahun Prove D3 dari PT Kalbe Farma Tbk di Jakarta, Rabu..

Ia mengatakan cadangan vitamin D pada bayi sejak lahir relatif terbatas.

“Saat lahir, bayi hanya mendapat 50–60 persen simpanan vitamin dari ibu. Jika ibu mengalami kekurangan vitamin D, maka asupan untuk anak juga akan berkurang,” ujarnya.

Ia menjelaskan bayi berusia 0–6 bulan merupakan kelompok paling rentan mengalami kekurangan vitamin D.

“Pada usia ini asupan masih terbatas pada ASI eksklusif, sementara kadar vitamin D di dalam ASI belum cukup memenuhi kebutuhan bayi,” katanya.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda dan Shio Kambing besok Kamis 4 Desember 2025, berhati-hatilah terhadap bahaya tersembunyi

Paparan sinar matahari pada bayi juga perlu dibatasi karena kulit yang masih tipis berisiko mengalami dehidrasi dan iritasi.

Menurut Caesar, defisiensi vitamin D dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.

“Kekurangan vitamin D pada anak dapat menyebabkan stunting, obesitas, autisme, alergi, dermatitis atopik, hingga penyakit tulang lunak dengan gejala kelemahan otot dan keterlambatan perkembangan motorik,” ujarnya.

Vitamin D, lanjut dia, berperan dalam penyerapan kalsium dan fosfor, pembentukan tulang, peningkatan daya tahan tubuh, serta mendukung perkembangan otak. Faktor penyebab rendahnya kadar vitamin D pada anak antara lain minimnya paparan sinar matahari, gaya hidup sedentari, dan kurangnya konsumsi makanan kaya vitamin D.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X