Ini dampak gaya hidup modern terhadap kesehatan tubuh, waspadai risiko diabetes

photo author
- Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:30 WIB
Ilustrasi - Makanan cepat saji.  (ANTARA/Sizuka)
Ilustrasi - Makanan cepat saji. (ANTARA/Sizuka)



HARIAN MERAPI - Gaya hidup modern yang serba instan telah berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat.


Masyarakat banyak mengonsumsi makanan cepat saji sebagai bagian dari gaya hidup modern.


Gaya hidup serba instan yang melekat pada masyarakat modern kini menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Scorpio besok Rabu 22 Oktober 2025, seseorang dari masa lalu Anda mungkin tiba-tiba muncul kembali


Demikian disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Timoteus Richard, Sp.PD di Gading Serpong.

Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, kurang bergerak karena terlalu lama di depan layar, serta tidur larut malam, ternyata dapat memperbesar risiko terkena penyakit metabolik tersebut.

“Banyak pasien tidak sadar bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan fast food, kurang olahraga, atau begadang karena gadget bisa memicu terjadinya diabetes,” kata dr Timoteus dalam keterangannya pada Senin.

Menurutnya, makanan cepat saji umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, namun miskin serat serta nutrisi penting. Jika dikonsumsi berlebihan, tubuh akan menyimpan energi berlebih sebagai lemak, terutama di perut, yang berujung pada resistensi insulin yang merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe 2.

Baca Juga: Jukir dan PKL Eks Abu Bakar Ali Sambat, Pemkot Yogyakarta Carikan Solusi untuk Manuver Bus Pariwisata

Selain pola makan, penggunaan gadget yang berlebihan turut memperburuk kondisi. Aktivitas pasif akibat duduk terlalu lama membuat metabolisme tubuh melambat dan lemak menumpuk. Ditambah paparan layar sebelum tidur yang mengganggu kualitas istirahat, kondisi ini memicu peningkatan hormon stres yang dapat mengacaukan kadar gula darah.

Gejala awal diabetes kerap tidak disadari, seperti sering haus, mudah lelah, penurunan berat badan tanpa sebab, hingga luka yang sulit sembuh. Karena itu, dr Timoteus mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin agar penyakit dapat terdeteksi sejak dini.

“Diabetes sering kali berkembang tanpa gejala jelas. Dengan pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat, risiko komplikasi seperti gangguan jantung, ginjal, atau saraf dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.

Baca Juga: Kepala BGN Sebut Perpres Tata Kelola MBG Sudah Rampung

Ia menambahkan, perubahan kecil dalam rutinitas dapat memberi dampak besar terhadap pencegahan. Misalnya dengan membatasi konsumsi makanan cepat saji, mengatur waktu penggunaan gawai, berolahraga ringan minimal 30 menit per hari, serta tidur cukup 7–8 jam setiap malam.

Dengan langkah sederhana itu, masyarakat diharapkan lebih sadar bahwa kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pengobatan, tetapi juga oleh kebiasaan sehari-hari yang bijak dalam menghadapi gaya hidup modern.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X