Orang tua ternyata butuh literasi digital, ini manfaatnya bagi anak agar tidak kecanduan gadget

photo author
- Jumat, 3 Oktober 2025 | 12:00 WIB
Ilustrasi - Dua anak yang sedang memainkan gawai.  (ANTARA/Pixabay)
Ilustrasi - Dua anak yang sedang memainkan gawai. (ANTARA/Pixabay)



HARIAN MERAPI - Banyak orang tua mengeluh ketika anaknya kecanduan gadget. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa lantaran tidak tahu cara mengatasinya.


Karena itu butuh literasi digital pada orang tua agar mereka bisa mencegah anak kecanduan gadget.


Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan orang tua secara aktif butuh dibekali literasi digital agar dapat membimbing dengan bijak dan mencegah anaknya kecanduan gadget.

Baca Juga: Inilah kaitan antara La Nyalla, Abdul Halim dan Khofifah dalam kasus dana hibah di Jawa Timur menurut KPK

Menurutnya literasi digital pada orang tua idealnya perlu dipelajari mandiri agar orang tua dapat membentuk kebiasaan anak dalam mengakses gadget, namun di tengah kesenjangan pemahaman digitalisasi antargenerasi dibutuhkan peran pihak ketiga agar literasi digital bisa didapatkan oleh orang tua.

"Idealnya memang seperti itu (orang tua meliterasi dirinya secara mandiri), tapi ini biasanya dilakukan oleh orang tua yang canggih, tidak semua orang tua dalam keadaan ideal. Sehingga perlu introduksi dari negara, sosialisasi tentang literasi digital atau dari komunitas yang paham dan mau berbagi tentang hal itu," kata Firman kepada ANTARA, Kamis.

Literasi digital yang dimaksud dan perlu dipahami orang tua tidak hanya tentang bagaimana cara menggunakan gadget untuk berselancar di ruang digital tapi juga cara menggunakannya agar menjadi kegiatan produktif.

Baca Juga: Tingkatkan kapasitas para pengajar KPAJ, Fakultas Psikologi UMBY kolaborasi dengan Unibos Makassar gelar workshop

Orang tua harus memahami dan mengajarkan agar anak secara bijak menggunakan internet di gadget untuk hal-hal sarat edukasi dan tidak hanya mencari hiburan semata sehingga anak tidak mengalami ketergantungan pada dunia di dalam layar.

"Jadi diajarkan internet tidak hanya untuk hiburan saja tapi banyak penggunaan produktif di baliknya. Bahwa sampai ada pengguna anak atau remaja yang kecanduan gadget dan mengalami kesepian itu bisa terjadi karena adanya interaksi intens dengan gadget yang terbilang palsu," katanya.

Bersamaan dengan pengenalan pemanfaatan internet yang sehat, Firman berpendapat orang tua ataupun pengawas anak maupun remaja juga harus bisa membuat aktivitas fisik di dunia nyata yang berarti sehingga anak tidak mengalami kecanduan gadget.

Apalagi mengingat generasi muda saat ini memiliki pemahaman akses gadget yang lebih mahir, maka orang tua justru harus bisa mengimbangi interaksi sosial sang buah hati dengan lebih banyak kegiatan langsung yang dilakukan bersama-sama oleh keluarga.

Baca Juga: Warga Ramai-ramai Transfer Uang ke Rekening Pemkab Bekasi, Ada Apa?

"Orang tua tentunya harus membuat relasi yang tidak kalah menarik dengan apa yang ditawarkan oleh perangkat digital, misalnya bermain di luar rumah atau bermain bersama teman-temannya," ujar Firman.

Sebelumnya diberitakan, dalam acara diskusi pada Selasa (30/9), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan dari 68 juta remaja dengan rentang usia 10-24 tahun sebanyak 34 persen di antaranya mengalami kecanduan gadget dan menyebabkan remaja merasa kesepian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X