Inilah beberapa kriteria tayangan TV anak yang tepat berdasarkan usia

photo author
- Minggu, 24 Agustus 2025 | 16:55 WIB
ILUSTRASI - Warga menonton televisi di rumahnya, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021). ( ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
ILUSTRASI - Warga menonton televisi di rumahnya, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021). ( ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

HARIAN MERAPI - Psikolog membagikan kriteria-kriteria tayangan televisi yang tepat untuk anak berdasarkan usianya.

“Bisa positif dan negatif (dampak tayangan TV pada anak),” kata Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari Universitas Indonesia Ratih Zulhaqqi dan Vera Itabiliana Hadiwidjojo dihubungi dari Jakarta, Minggu (24/8/2025).

Vera mengungkap, tayangan yang tepat memiliki beberapa kriteria, yakni memiliki nilai edukatif dan moral yang positif, sesuai dengan tahap perkembangan anak, dan menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dipahami.

“Tayangan untuk anak juga baiknya menampilkan alur yang sederhana, visual yang ramah anak, dan tidak berlebihan dalam konflik atau efek visual,” imbuhnya seperti dilansir Antara.

Sementara itu, tayangan yang perlu dihindari salah satunya yang mengandung kekerasan, konten seksual, mistis berlebihan, atau perilaku antisosial.

Baca Juga: Salatiga Perdikan Feast, kolaborasi seni dan budaya ke ajang internasional

“Pola asuh atau interaksi salah tanpa ada pelurusan dari orang tua juga perlu dihindari, kemudian iklan konsumtif berlebihan, seperti produk makanan tak sehat atau mainan mahal juga tidak baik,” ujar Vera.

Sementara itu, Ratih mengungkap, alur cerita yang terlalu cepat juga tidak baik, sebab berisiko menimbulkan overstimulasi dan kesulitan anak membedakan realitas dengan fantasi.

“Anak itu butuh jeda untuk memproses informasi yang mereka miliki. Jadi jangan menonton yang durasinya terlalu lama sehingga akhirnya yang dia lakukan hanya perilaku monoton dan menonton,” kata Ratih.

Kedua psikolog ini sepakat bahwa peran orang tua sangat penting dalam membentuk kebiasaan menonton anak.

Mereka menyarankan beberapa strategi efektif, pertama, buat aturan waktu menonton yang jelas. Untuk anak usia sekolah, beri waktu 1–2 jam per hari.

Baca Juga: Sebanyak 1.300 napi high risk dari seluruh Indonesia dipindah ke Nusakambangan

“Untuk anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak terpapar TV sama sekali. Anak usia ini butuh stimulasi langsung dari interaksi nyata dua arah, bukan layar satu arah,” jelas Vera.

Pilihkan tayangan yang sesuai usia dan nilai. Orang tua dapat memanfaatkan teknologi, yakni fitur parental control atau tonton bersama anak untuk memastikan kontennya aman.

Tentukan waktu khusus untuk menonton dan hindari kebiasaan menonton tanpa jadwal. Lebih baik tayangan dijadikan bagian dari rutinitas harian yang seimbang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X