"Enam bulan pertama ada yang medium, karena nanggung selisih harga Rp5 ribu di setiap tingkatan jadi jarang ada yang beli. Konsumen belinya kalau bukan standar ya yang premium sekalian. Medium kami masih menyediakan, tapi hanya by request," jelasnya.
Jayadi memastikan bahwa toko parfum laundry yang ia jalankan menjaga kualitas.
Hal tersebut dibuktikan dari beberapa konsumen yang awalnya sekedar mencoba akhirnya kembali lagi ke toko tersebut untuk menjadi pelanggan tetap.
Baca Juga: Di Soloraya, Koperasi Desa Merah Putih Lirik Beras SPHP, Ini Kata Kepala Perum Bulog Surakarta
“Kita dari dulu pegangnya kualitas,” terangnya.
Sementara itu, pemilik Sari Wangi Parfum, Tri Sapto mengungkapkan saat ini pelanggan dari toko tersebut kebanyakan dari pemilik usaha cuci baju.
Meski begitu, banyak pula pelanggan dari kalangan ibu rumah tangga.
Baca Juga: Taufik Hidayat Kenang Iie Sumirat, Gembleng Atlet Junior dengan Teknik Pukulan Istimewa
"Pelanggan kebanyakan usaha cuci baju biasanya ambil yang standar, tapi ada laundry berani ambil yang premium karena pembelinya banyak dan menjaga kepercayaan pelanggan, biar mantep aromanya. Sarinya premium lebih banyak, paling banyak yang beli pribadi. Hotel-hotel juga berani pakai yang premium," pungkas Sapto. *