Ini pentingnya kepatuhan minum obat bagi pasien bipolar dan skizofrenia

photo author
- Minggu, 18 Mei 2025 | 07:00 WIB
Diskusi media Wellesta tentang gangguan bipolar dan skizofrenia di Jakarta, Rabu (14/5/2025).  (ANTARA/Pamela Sakina)
Diskusi media Wellesta tentang gangguan bipolar dan skizofrenia di Jakarta, Rabu (14/5/2025). (ANTARA/Pamela Sakina)



HARIAN MERAPI- Dokter mengingatkan pasien bipolar dan skizofrenia harus patuh meminum obat.


Demikian dikatakan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa FKUI- RSCM Dr. dr. Khamelia Malik, SpKJ(K) pada diskusi media di Jakarta, baru-baru ini.

 

“Di Indonesia, ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan hal yang umum terjadi pada GB dan skizofrenia, padahal hal ini diketahui dapat meningkatkan risiko hasil klinis yang buruk. Hal ini merupakan masalah terbesar yang perlu diatasi bidang kejiwaan dan penyakit-penyakit kronis lainnya,” kata dia.

Baca Juga: KPAI: 6,7 Persen Siswa di Barak TNI Ngaku Tak Tahu Alasan Ikuti Program Gubernur Dedi Mulyadi

Khamelia menyebut, ketidakpatuhan pengobatan dua penyakit mental kronis ini akan memunculkan konsekuensi yang sangat besar khususnya bagi orang dewasa.

Pada GB, ketidakpatuhan dikaitkan dengan tingkat kekambuhan yang lebih tinggi, peningkatan rawat inap, hingga risiko bunuh diri yang lebih besar.

Sementara untuk skizofrenia, ketidakpatuhan tidak hanya memperburuk gejala psikotik tetapi juga meningkatkan risiko menyakiti diri sendiri dan orang lain.

“Temuan ini menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan untuk mencegah penyulit penyerta dan meningkatkan kualitas hidup bagi individu,” kata Khamelia.

Baca Juga: Ramalan zodiak Sagitarius besok Minggu 18 Mei 2025 soal cinta dan karir, harus menghabiskan waktu dengan orang-orang yang masih sendiri

Menurut Khamelia, pasien dewasa GB dan skizofrenia tetap mampu melakukan kegiatan yang produktif serta memiliki kualitas hidup yang baik asalkan mau menjalankan pengobatan dengan konsisten.

Optimal dalam kepatuhan terapi dikaitkan secara signifikan dengan kualitas hidup yang lebih tinggi. Biasanya mereka kurang patuh karena kesadaran dan pemahaman yang buruk terhadap keadaan sakitnya, kemudian munculnya efek samping, fluktuasi mood, dan stigma buruk.

“Terkadang mereka mengalami efek seperti mengantuk berat sedasi, kenaikan berat badan, dan masalah gerakan tubuh sehingga mereka sulit untuk patuh. Padahal saat ini ada obat-obat inovatif yang meminimalkan efek samping seperti itu,” ujar Khamelia.

Baca Juga: Ramai Siswa Nakal ke Barak TNI, KPAI Justru Sebut Program Dedi Mulyadi Itu Belum Ada Standar Baku

Ia menambahkan, selain dari kepatuhan, pasien dewasa GB dan skizofrenia tetap bisa beraktivitas produktif jika fokus terhadap strategi coping yang adaptif, seperti mencari dukungan dan belajar strategi memecahkan masalah, hingga pelatihan manajemen stres.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X