Apa itu moyamoya ? Kenali gejalanya pada orang muda, jangan sampai memburuk

photo author
- Jumat, 16 Mei 2025 | 10:30 WIB
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah pasien di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2025). Pasien moyamoya disarankan rutin memeriksa tekanan darah dan mencegah tekanan darah terlalu rendah. (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah pasien di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2025). Pasien moyamoya disarankan rutin memeriksa tekanan darah dan mencegah tekanan darah terlalu rendah. (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)



HARIAN MERAPI - Tahukah Anda apa itu moyamoya ? Seperti apa gejalanya ? Simak penjelasan dokter berikut ini.


Menurut dokter spesialis bedah saraf Muhammad Kusdiansah dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dr. Mahar Mardjono Jakarta moyamoya adalah istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menggambarkan tumbuhnya banyak pembuluh darah kecil akibat penyempitan pembuluh darah utama.


Dokter Muhammad Kusdiansah Sp.BS menyampaikan bahwa kata moyamoya yang sebenarnya berarti kepulan asap digunakan untuk menyebut pembuluh-pembuluh darah kecil yang tampak menyebar menyerupai asap pada hasil pemeriksaan angiografi.

Baca Juga: Puncak HUT ke-109 Kabupaten Sleman Digelar Sederhana, Jadi Momentum Mawas Diri

"Kenapa ada tumbuh pembuluh darah kecil-kecil yang halus sehingga gambarannya seperti kepulan asap? Karena pembuluh darah utamanya yang besar itu mengecil, dia menyempit, atau istilah kedokterannya, terjadi stenosis, dan pada akhirnya pembuluh darah utamanya hilang," katanya dalam diskusi daring, Kamis.

Dalam hal ini, ia melanjutkan, pembuluh-pembuluh darah kecil terbentuk dengan cepat akibat mekanisme tubuh untuk mengompensasi otak yang kekurangan aliran darah akibat penyempitan pembuluh darah utama.

Menurut dokter Kusdiansah, penyebab penyakit moyamoya belum diketahui secara pasti. Namun, faktor genetik diduga berperan dalam perkembangannya.

Ia menyampaikan bahwa penyakit moyamoya banyak terjadi pada orang Asia Timur.

Baca Juga: Barcelona Juara Liga Spanyol 2024/25

"Datanya itu sangat tinggi di Korea, di Jepang, di China. Kemudian orang-orang yang tinggal di kepulauan Pasifik, French Polynesia, kemudian kepulauan Vanuatu, itu tinggi kan moyamoya di sana," katanya.

"Di Eropa dan Amerika, hanya satu dari satu juta orang, kecil sekali. Kalau di Jepang itu satu dari 10 ribu. Indonesia itu kombinasi dari dua-duanya," ia menambahkan.

Ia mengatakan bahwa belum banyak kasus penyakit moyamoya yang terdeteksi di Indonesia. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional saat ini menangani 40 kasus moyamoya, dan masih tercatat sebagai rumah sakit yang paling banyak menangani kasus penyakit tersebut.

Dokter Kusdiansah mengemukakan perlunya edukasi mengenai gejala moyamoya kepada masyarakat untuk meningkatkan temuan kasus penyakit tersebut.

Baca Juga: Perempuan Pengendara Motor Jadi Korban Penusukan Sajam Lelaki Tak Dikenal di Salatiga

Menurut dia, gejala awal moyamoya mirip dengan gejala stroke, termasuk di antaranya kelemahan pada salah satu bagian tubuh, baal, dan gangguan tidak lazim seperti mendadak mengalami gangguan memori berat pada usia muda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X