Benarkah terapi sel punca bisa bantu regenerasi kerusakan akibat HIV dan kanker tulang, begini penjelasan dokter

photo author
- Kamis, 1 Mei 2025 | 12:45 WIB
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang dr. Rahyussalim, Sp.OT(K) saat ditemui usai peluncuran layanan terapi sel punca ortopedi RSUI di Depok, Jawa Barat pada Selasa (29/4/2025).  (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang dr. Rahyussalim, Sp.OT(K) saat ditemui usai peluncuran layanan terapi sel punca ortopedi RSUI di Depok, Jawa Barat pada Selasa (29/4/2025). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)



HARIAN MERAPI - Terapi punca atau stem cell kini sedang tren di dunia kedokteran, karean dinilai cukup efektif.


Bahkan, terapi punca dapat membantu regenerasi kerusakan akibat HIV dan kanker tulang.
Demikian disampaikan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang dr. Rahyussalim, Sp.OT(K) saat ditemui di RSUI, Depok, Selasa.

Ia mengatakan terapi sel punca (stem cell) ortopedi bisa membantu memulihkan jaringan tulang dan sendi yang rusak akibat penyakit HIV dan kanker tulang.

Baca Juga: Pajak DIY Gandeng Kejati Selenggarakan Suluh Praja di Kalurahan Sumberagung

Rahyussalim menjelaskan, meskipun sel punca tidak secara langsung bisa membunuh virus HIV atau menghentikan pertumbuhan kanker, terapi tersebut bisa membantu meregenerasi jaringan yang rusak begitu infeksi virus HIV atau pertumbuhan kanker telah ditekan.

"HIV persoalannya kan nanti ada distrofi otot, sendinya, tulangnya, kerusakan di kulit, dan seterusnya. Pasca virusnya sudah mati, defek-defeknya ini bisa kita regenerasi dengan stem cell," kata Rahyussalim

Hal serupa juga berlaku pada penyakit kanker tulang. Setelah sel kankernya mati melalui terapi seperti kemoterapi dan radioterapi, pasien bisa menjalani terapi sel punca ortopedi untuk memulihkan jaringan tulang yang rusak.

Baca Juga: Direktur BCA Berbagi Ilmu di UGM, Ajak Mahasiswa Berpikir Kritis Menghadapi Digitalisasi

Menurut Rahyussalim, frekuensi terapi sel punca berbeda-beda tergantung kerusakan yang dialami pasien. Untuk kerusakan parah memerlukan tiga sampai empat kali terapi untuk bisa mendapatkan hasil maksimal. Sedangkan untuk kerusakan ringan, cukup mendapatkan satu kali tindakan agar bisa pulih.

Ia mengungkapkan, penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk memetakan pengembangan terapi sel punca untuk pengobatan di bidang medis lainnya.

"Secara detail, nanti akan ada penelitian-penelitian yang akan dikerjakan untuk memetakan ini," kata dokter yang juga menjabat sebagai Kepala UPT Layanan Sel Punca RSCM itu.

Diketahui, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) resmi membuka layanan terapi sel punca ortopedi untuk pasien dengan gangguan musculoskeletal antara lain nyeri tulang belakang, sendi, maupun masalah degeneratif tulang lainnya seperti kerusakan dan penurunan fungsi secara bertahap.

Baca Juga: Remaja Menjadi Target Utama Peredaran Narkoba, Ini Alasannya Menurut Wakil Bupati Temanggung

Sel punca atau stem cell merupakan sel yang belum terspesialisasi sehingga memiliki kemampuan berkembang menjadi berbagai jenis sel tubuh lain dengan fungsi yang spesifik. Dalam dunia medis, terapi sel punca digunakan untuk membantu memperbaiki dan meregenerasi jaringan tubuh yang rusak akibat penyakit atau cedera.

Layanan terapi sel punca ortopedi ini merupakan hasil pengembangan penelitian berbasis layanan kolaborasi antara RSUI dengan Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X