Benarkah Cek Kesehatan Gratis bisa buat masyarakat berhenti merokok, simak penjelasan dokter

photo author
- Kamis, 13 Februari 2025 | 13:00 WIB
Ilustrasi: Sejumlah warga melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti skrining rontgen thorax saat layanan keliling deteksi Tuberkulosis di Kelurahan Karundang, Kota Serang, Banten, Senin (3/2/2025).  (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)
Ilustrasi: Sejumlah warga melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti skrining rontgen thorax saat layanan keliling deteksi Tuberkulosis di Kelurahan Karundang, Kota Serang, Banten, Senin (3/2/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)



HARIAN MERAPI - Program pemerintah berupa cek kesehatan gratis (CKG) ternyata banyak manfaatnya bagi masyarakat.


Bahkan, dengan melakukan cek kesehatan gratis bisa membuat masyarakat berhenti merokok.


Demikian disampaikan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Agus Dwi Susanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Seorang Pelajar SMA Diamankan Polsek Mlati Gara-gara Jadi Eksekutor Jambret


Ia menyebutkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mencakup skrining kesehatan paru berpotensi membuat masyarakat menghentikan kebiasaan merokok.

"Umumnya perokok akan berhenti merokok setelah tahu ada penyakit paru yang diderita bila diskrining," kata Prof Agus.

Agus menjelaskan kelainan atau penyakit paru yang dimiliki oleh para perokok bisa diketahui dengan skrining paru.

Ia menjelaskan terdapat berbagai metode skrining paru, antara lain kuesioner, rontgen paru, pemeriksaan fungsi paru (spirometri), dan lain sebagainya.

"Tapi ada juga yang masih bandel merokok, ya karena adiksi, sudah ketagihan. Ini perlu terapi berhenti merokok dengan supervisi dokter spesialis paru atau (praktisi) yang kompeten lainnya," ujar Prof Agus.

Baca Juga: Pemotongan Anggaran BMKG Hingga Rp1,4 Triliun, Istana Sebut Mitigasi Bencana Layanan Publik yang Dipastikan Optimal

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) 2017-2024 itu juga menyebutkan kebiasaan merokok menjadi salah satu faktor risiko penyakit paru.

Prof Agus memaparkan terdapat lima penyakit paru yang menjadi permasalahan utama kesehatan masyarakat antara lain pneumonia, tuberkulosis, kanker paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan asma.

Sehingga ia menekankan kebiasaan merokok menjadi salah satu indikasi dalam pelaksanaan skrining kesehatan paru dan direkomendasikan untuk melakukan skrining kesehatan paru secara berkala.

Diketahui, Program CKG merupakan program pemerintah di bidang kesehatan, yang mencakup pemeriksaan untuk bayi, balita, anak usia prasekolah, remaja, dewasa, dan lansia, guna mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini.

Pemeriksaan untuk bayi berfokus pada deteksi kelainan kongenital, sementara untuk anak-anak dan balita pemeriksaan ditujukan untuk melihat perkembangan fisik dan tumbuh kembang mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X