Ternyata ini alasan mengapa monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dari GWK di Bali

photo author
- Minggu, 12 Januari 2025 | 08:30 WIB
Reyog Ponorogo yang sedang beraksi untuk menghibur penonton.  (ANTARA/Chairul Rohman)
Reyog Ponorogo yang sedang beraksi untuk menghibur penonton. (ANTARA/Chairul Rohman)

HARIAN MERAPI - Bupati Ponorogo terpilih, Sugiri Sancoko bikin terobosan di bidang pariwisata.


Menurutnya, parwisata ibarat perempuan cantik, sehingga harus tampil menarik atau memikat.


Ia menyebut monumen Reyog Ponorogo yang memikat wisatawan. Mengapa monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dua meter dibanding Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang ada di Bali ?

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Gemini dan Cancer besok Minggu 12 Januari 2025, hari ini dapat menjadi titik balik dalam hubungan Anda


Bupati Ponorogo terpilih, Sugiri Sancoko ternyata memiliki alasan tersendiri.


“Wisata itu kalau (ibarat) perempuan harus wangi, harus cantik, maka wisata harus memikat. Memikat itu kalau tidak tinggi, indah lah. Kami memilih tinggi dan indah,” kata Sugiri Sancoko usai kegiatan Syukuran Warisan Budaya Tak Benda (ICH UNESCO) Reyog Ponorogo di Jakarta, Sabtu.

Dengan keindahan dan juga tinggi yang dimilikinya, dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang berkunjung ke Ponorogo. Tidak hanya bisa melihat monumen yang tinggi nan indah, nantinya mereka dapat berwisata sekaligus memperoleh edukasi.

Sisi edukasi yang dimaksud adalah, hadirnya museum yang menyajikan berbagai pengetahuan mengenai Reyog dan juga artefak-artefak bersejarah yang berkaitan dengan Ponorogo dan sekitarnya.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam sepekan mulai Minggu 12 Januari 2025, Anda memperoleh sesuatu yang diharapkan.

“Di situ ada museum dan ada monumen, jadi lokasinya sangat mendidik dan juga meningkatkan pengetahuan dan juga budaya. Sehingga, wisata yang ramah, wisata yang sangat terdidik dan efek buruknya sangat kami perhatikan,” ujar dia.

Menurut dia, pembangunan yang sudah mencapai 95 persen ini sudah siap dirilis pada tahun ini dengan berbagai fasilitas pendukung di dalam dan juga luarnya. Sehingga, pada awal Februari sudah bisa digunakan.

“Tahun ini sudah main buildingnya sudah 95 persen mungkin di awal Februari sudah selesai untuk bangunan utama,” ucap dia.

Pembangunan monumen dan juga museum ini dimaksudkan untuk menarik perhatian wisatawan dari dalam dan luar Indonesia. Sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen dapat tercapai melalui kontribusi industri pariwisata.

Baca Juga: Tradisi Ulur-ulur Telaga Buret di Tulungagung sebagai perwujudan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X