Ini pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara, ikuti petunjuk dokter bedah onkologi

photo author
- Minggu, 22 Desember 2024 | 06:00 WIB
Penyintas kanker payudara dari Komunitas Lovepink Asih Suprapti memberikan paparan pada seminar "Sadari dan Kenali Kanker Payudara" di RS Ciputra Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2024).  (ANTARA/Diediek)
Penyintas kanker payudara dari Komunitas Lovepink Asih Suprapti memberikan paparan pada seminar "Sadari dan Kenali Kanker Payudara" di RS Ciputra Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2024). (ANTARA/Diediek)



HARIAN MERAPI - Kaum perempuan diingatkan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.


Bila kanker sudah diketahui sejak awal, maka penanganannya lebih efektif, bahkan bisa terbebas dari kanker sama sekali.


Sementara, kesadaran kaum perempuan untuk melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan munculnya kanker payudara perlu ditingkatkan mengingat selama ini seringkali penyakit itu sudah dalam kondisi stadium lanjut ketika seseorang melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Aries dan Taurus Minggu 22 Desember 2024, jangan mengganggu ruang pribadi pasangan


Demikian disampaikan pakar bedah onkologi Dr. dr. Desak Gede Agung Suprabawati, Sp.B(K) Onk. usai menjadi pembicara pada seminar "Sadari dan Kenali Kanker Payudara" di RS Ciputra Surabaya (Cihos), Jawa Timur, Sabtu.

"Yang terjadi selama ini memang seperti itu. Banyak pasien kanker payudara datang ke rumah sakit kondisinya sudah lanjut atau stadiumnya sudah tinggi," kata Dokter Desak.

Dokter spesialis bedah onkologi RSUD dr. Soetomo Surabaya itu mengatakan, setiap perempuan memiliki potensi terkena kanker payudara sehingga deteksi dini menjadi salah satu cara untuk memastikan ada tidaknya penyakit tersebut.

"Perempuan yang paling mengenal organ tubuhnya sendiri. Kalau merasa ada sesuatu yang mencurigakan di sekitar payudara, seperti benjolan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Tidak usah takut," ujarnya.

Baca Juga: Cerita misteri jeritan minta tolong seorang wanita dari rumah kosong di malam yang mencekam

Menurut dia, bibit kanker yang terdeteksi sejak dini akan memudahkan dokter dalam melakukan pengobatan dibanding ketika penyakit itu diketahui sudah dalam kondisi stadium lanjut.

Dokter Desak menambahkan kanker payudara bukan penyakit degeneratif atau turunan karena penyebab faktor genetik hanya 5-10 persen, selebihnya dari faktor hormonal, riwayat tumor jinak, lingkungan (makanan, merokok, dan pola hidup), dan sejumlah faktor lainnya.

Mengutip data Global Cancer Statistics (Globocan) tahun 2020, Dokter Desak menjelaskan kasus kanker payudara menempati urutan teratas di Indonesia dengan jumlah 65.858 kasus (30,8 persen), disusul kanker serviks 36.633 kasus (17,2 persen) dan kanker ovarium 14.896 kasus (7 persen).

"Sampai sekarang penyebab atau faktor utamanya belum diketahui. Hanya kalau di lingkungan keluarga ada yang punya riwayat pengidap kanker payudara, sebaiknya saudara atau anak perempuannya melakukan pemeriksaan dini untuk jaga-jaga," ujarnya.

Baca Juga: Mencerminkan keberpihakan moral Indonesia, Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun dukung seruan Presiden Prabowo di KTT D-8 untuk Kemerdekaan Palestina

Selain pemeriksaan manual yang bisa dilakukan sendiri dengan meraba bagian payudara, Dokter Desak menambahkan saat ini sudah ada peralatan medis canggih untuk mendeteksi kanker payudara. Salah satunya peralatan pemeriksaan payudara dengan ultrasonografi dan teknologi 3D yang 30 persen lebih hasilnya lebih valid (Automated Breast Ultrasound System/ABUS).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X