AI berpotensi gantikan manusia di berbagai sektor, Luhut mengaku khawatir

photo author
- Senin, 2 Desember 2024 | 22:00 WIB
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan pidato kunci (keynote speech) dalam acara forum Penguatan Transformasi Tata Kelola dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta, Senin (2/12/2024)  (ANTARA/HO-LAN)
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan pidato kunci (keynote speech) dalam acara forum Penguatan Transformasi Tata Kelola dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta, Senin (2/12/2024) (ANTARA/HO-LAN)

HARIAN MERAPI - Perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) berpotensi menggantikan peran manusia di berbagai sektor, termasuk di pemerintahan.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku khawatir usai menonton sebuah program televisi AS berjudul 60 Minutes, yang membahas bagaimana robot bisa melampaui kecerdasan manusia di masa depan.

"Ditanya di situ, bagaimana 10 tahun lagi ke depan robot bisa lebih cerdas dari manusia, tidak ada yang bisa menjawab," katanya dalam acara forum Penguatan Transformasi Tata Kelola dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta, Senin (2/12/202Baca Juga: Pak Bi Berbagi Cara Penentuan Brand, Kuncinya Jangan Bohong4).

"Tapi kalau sekarang ini benar dia (robot) bisa melakukan ini, apa yang terjadi ? Ya nanti misalnya Kementerian Keuangan dan (Ditjen) Pajak itu semua akan robotik,” imbuhnya seperti dilansir Antara.

Kemudian dalam pidatonya, Luhut menceritakan pengalamannya menghadiri acara Quantum Gathering di Bali, yang membahas kemajuan teknologi komputasi kuantum.

Teknologi ini memiliki potensi besar untuk memecahkan berbagai masalah dengan kecepatan yang jauh melampaui teknologi saat ini.

Meskipun demikian, jika tidak hati-hati, masyarakat bisa tertinggal dan kalah dari segi efisiensi.

Lebih lanjut, dirinya meyakinkan pada masyarakat bahwa di tengah transformasi teknologi yang pesat, Luhut menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki modal besar untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Baca Juga: Hadapi Dewa United pada Pekan ke-12 BRI Liga 1, PSS Sleman Persiapkan Diri Lebih Awal

Dengan inflasi yang rendah dan rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 38,68 persen, ia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 5,3 persen ke depan.

“Tapi kita harus hati-hati mengenai ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita yang tinggi. Kita lihat juga mengenai fondasi ekonomi kita, inflasi yang masih rendah ini saya kira juga modal besar yang bagus, utang kita terhadap PDB juga masih 38 persen dan seterusnya. Ini juga kita yang terendah inflasi di antara negara G20, kita punya modal yang banyak sekali, pemerintahan yang stabil itu juga modal kita semua,” tuturnya.

Sebagai informasi, BPS mencatat tingkat inflasi tahunan pada November 2024 sebesar 1,55 persen, dan 0,30 persen (mtm). Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,68 persen dan memberikan andil 0,48 persen terhadap inflasi umum.

Baca Juga: Dikawal Ketat Aparat, KPU Sukoharjo Lakukan Penarikan Logistik Pilkada 2024 di 12 Kecamatan

Sementara, posisi ICOR Indonesia masih tergolong tinggi di angka 6,8.

Selain itu, Luhut menambahkan pentingnya kepemimpinan yang inklusif untuk menghadapi tantangan global, termasuk disrupsi teknologi. Ia mendorong pemimpin di berbagai level pemerintahan untuk melibatkan tim secara aktif dalam mencapai tujuan bersama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X