Begini kiat agar anak tidak jadi target perundungan, simak saran psikolog

photo author
- Jumat, 20 September 2024 | 11:30 WIB
Ilustrasi - Sejumlah siswa menunjukkan telapak tangan berlumur pewarna saat mengikuti deklarasi antiperundungan di SD N Proyonanggan 03, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2024).  (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
Ilustrasi - Sejumlah siswa menunjukkan telapak tangan berlumur pewarna saat mengikuti deklarasi antiperundungan di SD N Proyonanggan 03, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2024). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)



HARIAN MERAPI- Belakangan marak kasus perundungan yang menimpa anak-anak. Mereka tak kuasa melawan.


Lantas, bagaimana cara orang tua agar anak tidak menjadi target atau korban perundungan ?


Psikolog Klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwidjojo memberi kiat berikut ini.

Baca Juga: Masih Gratis, Tol Kartasura-Klaten Langsung Beroperasi


“Ajarkan anak untuk asertif, berani mengungkapkan apa yang ia rasakan secara jelas dan etis, terapkan pengasuhan demokratis di mana anak terbiasa untuk berpendapat,” ujar Vera saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain.

Dengan demikian, pengasuhan yang mendukung asertivitas dan komunikasi terbuka dapat membantu anak merasa lebih kuat dan lebih mampu menghadapi situasi berisiko, termasuk perundungan.

Baca Juga: TPST Modalan Diproyeksikan Dapat Beroperasi akhir September, Ini Respons Bantul Bantul

Anak yang memiliki keterampilan asertif dapat lebih baik menanggapi perilaku agresif dari teman sebaya, misalnya dengan menetapkan batasan atau meminta bantuan, sehingga mengurangi risiko mereka menjadi korban.

“Ajarkan dan contohkan anak bagaimana membela dirinya saat merasa tertindas, cari dan kembangkan pula kelebihan anak, ini penting sehingga anak dapat tampil dengan percaya diri,” sarannya.

Mengajarkan anak untuk membela diri dan mengembangkan kelebihan mereka dapat memberikan strategi yang diperlukan untuk menghindari situasi perundungan, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan sosial mereka.

Terakhir, Vera mengimbau para orangtua untuk selalu menciptakan suasana hangat dan penuh kasih sayang di rumah bagi anak. Kondisi dalam rumah tangga yang harmonis terbukti positif dalam mengawal tumbuh kembang anak, termasuk kondisi psikologisnya.

Baca Juga: Kronologi Penjemputan Lolly, Anak Nikita Mirzani dari Apartemen di Bintaro

“Penuhi hidup anak dengan cinta di rumah, sehingga anak tidak mudah merasa direndahkan oleh pelaku (perundungan),” jelasnya.

Sementara, data pengaduan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan kekerasan anak pada awal 2024 mencapai 141 kasus. Dari seluruh aduan itu, 35 persen di antaranya terjadi di lingkungan sekolah atau satuan pendidikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X