Vaksin cacar monyet hanya diberikan kepada populasi berisiko, ini alasannya menurut dokter

photo author
- Kamis, 29 Agustus 2024 | 11:30 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan terkait Mpox di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/8/2024). ( ANTARA/Andi Firdaus)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan terkait Mpox di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/8/2024). ( ANTARA/Andi Firdaus)



HARIAN MERAPI - Siapa yang perlu mendapat vaksin Mpox atau cacar monyet ? Ternyata tidak semua orang memerlukannya.


Vaksin cacar monyet hanya perlu diberikan kepada populasi berisiko, artinya yang tidak berisiko tak perlu vaksin tersebut.


Demikian disampaikan Ketua umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E.,Subsp. Ven., FINSDV, FAADV dalam diskusi daring yang digelar Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Hati-hati, minuman manis memiliki risiko lebih tinggi dari nasi untuk sebabkan diabetes tipe 2

“Ini sudah ada target khusus. Bukan untuk umum tetapi untuk populasi khusus yang memang membutuhkan,” jelas Hanny .

Lebih detail Hanny menjelaskan kelompok yang disasar adalah LSL (lelaki berhubungan seks dengan lelaki) dengan kriteria tertentu dan orang dengan Human Immunodeficiency Virus( HIV).

Selain itu, vaksin Mpox juga menyasar individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir, serta petugas laboratorium pemeriksa spesimen Mpox dan petugas kesehatan yang menangani pasien Mpox.

Hanny mengimbau target vaksin Mpox harus mendapatkan dua dosis pada tahap pertama. Hal ini bertujuan agar vaksin tersebut dapat bekerja dengan efektif.

Baca Juga: Kabar dari IKN, Presiden Jokowi tunggu bandara selesai sebelum pindah dan berkantor di sana

Hanny menjelaskan Kementerian Kesehatan menyediakan vaksinasi sebanyak 4.450 dosis yang ditargetkan lebih dari 2.000 target sasaran masing-masing dua dosis.

Untuk DKI Jakarta sendiri, sambung Hanny, tercatat 495 vaksin yang sudah diberikan kepada populasi berisiko tinggi dari kota administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

“Dosisi pertama Alhamdulillah sudah tercapai 100 persen dari target yang direncanakan. Tapi dosis kedua hanya 430. Ada sekitar 65 orang yang tidak tersasar untuk dosis kedua,” kata Hanny.

Baca Juga: 5 langkah menjaga pangan keluarga agar aman dikonsumsi

Kendati demikian, masyarakat pun tetap diminta waspada terhadap penyakit ini. Cara pencegahan adalah dengan menghindari kontak fisik dengan orang yang memiliki ruam bernanah, menghindari kontak seksual dengan kelompok berisiko, dan menjaga sanitasi dengan rutin mencuci tangan pakai sabun.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X