Jangan beri obat manusia ke hewan peliharaan, bukan sembuh tapi malah jadi racun

photo author
- Jumat, 5 Juli 2024 | 22:00 WIB
Ilustrasi. Proses vaksinasi rabies untuk anjing yang digelar SmartHeart Indonesia menggandeng Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Barat, 25 September 2021. (ANTARA/HO)
Ilustrasi. Proses vaksinasi rabies untuk anjing yang digelar SmartHeart Indonesia menggandeng Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Barat, 25 September 2021. (ANTARA/HO)

HARIAN MERAPI - Dilarang memberikan anabul alias hewan peliharaan tersayang obat untuk manusia tanpa pengawasan dokter hewan.

Dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya menyatakan, pemberian obat manusia pada anabul perlu dihentikan, utamanya parasetamol sebab berbahaya dan berakibat fatal.

“Hewan peliharaan pasti ada waktunya mereka sakit, dan parasetamol masih banyak dipakai pemilik hewan untuk anabulnya, padahal, parasetamol itu tidak boleh diberikan kepada anjing dan kucing, karena racun untuk mereka,” kata dia pada gelar wicara Whiskas di Central Park, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Banyak pemilik hewan peliharaan cenderung memberikan obat-obatan yang biasanya digunakan oleh manusia kepada hewan mereka, dengan harapan dapat mengobati penyakit atau kondisi yang serupa.

Baca Juga: Cara mudah mencegah kolesterol jahat, ubah pola hidup!

Namun, tindakan ini bisa jadi berbahaya, karena tubuh hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, sering kali merespons obat-obatan secara berbeda dibandingkan dengan manusia.

Radhiyan menjelaskan, obat-obatan tertentu dapat menyebabkan reaksi toksik yang serius pada hewan, termasuk kerusakan organ, reaksi alergi, atau bahkan kematian.

Banyak kasus, pasien datang membawa hewan peliharaan dengan gejala gangguan hati, bahkan wajahnya bengkak, tanpa diketahui itu sebenarnya karena keracunan parasetamol. Itu pun kondisi yang masih beruntung, dan masih sempat dibawa ke dokter,” ujar Radhiyan.

Dokter yang telah memiliki 15 klinik hewan itu mengatakan, penggunaan obat manusia tanpa pengawasan dokter hewan dapat mengakibatkan dosis yang tidak tepat dan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum memberikan obat apapun kepada anabul tersayang.

Baca Juga: Ini akibatnya jika pemain bola lakukan selebrasi tak senonoh

“Ketika memutuskan untuk memelihara hewan, teman-teman juga harus punya komitmen. Namanya makhluk hidup, ada waktunya mereka sakit. Jadi harus persiapan untuk memastikan mereka tetap sehat. Divaksin, dikasih obat cacing, kalau pun sakit bawa ke dokter,” imbuh Radhiyan.

Adapun gejala hewan yang keracunan parasetamol, menurut jurnal “Keracunan paracetamol pada kucing lokal” dari Institut Pertanian Bogor (IPB), di antaranya wajah membengkak, lesu, tingkat pernapasan meningkat, pucat-berlumpur selaput lendir, hipotermia, dan takikardia.

Tanda-tanda lain adalah depresi, anoreksia, muntah, cakar membengkak, air liur, diare, koma, yang dapat berujung kematian.(*)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X