Kemudian penggunaan "sunscreen" juga untuk mencegah kanker atau masalah kulit lainnya seperti pelembaban kulit, mencegah luka melepuh dan kulit kering. "Kacamata mencegah katarak akibat paparan sinar UV matahari," kata Ngabila.
Sebelumnya, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Albert Nahas pada Minggu (5/5) memprediksi Jakarta akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024 dan akan mencapai puncaknya pada Juni 2024.
Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi akan kembali dilanda polusi udara.
Baca Juga: Kenaikan Yesus Kristus ajarkan toleransi beragama dan berbagi kasih
Praktisi kesehatan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai "heat stroke" saat musim kemarau seperti saat ini.
HARIAN MERAPI - Pada musim kemarau seperti saat ini, mayarakat diminta waspada terhadap serangan head stroke.
Head stroke dapat berakibat fatal sehingga harus diantisipasi.
Peringatan tersebut disampaikan praktisi kesehatan masyarakat dr. Ngabila Salama di Jakarta Kamis.
Di wilayah Jakarta musim kemarau terjadi saat memasuki Mei 2024 hingga puncaknya pada Juni 2024.
Baca Juga: Menag Cek Kesiapan Hotel di Madinah Jelang Kedatangan Jamaah Haji, Menu Nusantara Wajib Tersedia
"'Heat stroke' yang dapat berujung kematian tidak serta merta terjadi. Awalnya didahului dengan dehidrasi atau kurangnya cairan dan 'heat exhaustion', yakni sangat kelelahan setelah terkena panas," katanya.
Ia menyebutkan ada sembilan gejala awal "heat stroke" dan kemudian cara penanganannya.
Pertama, suhu tubuh tinggi, lebih dari 40 derajat Celsius, kulit panas dan kering, pusing dan sakit kepala dan mual. Lalu denyut nadi cepat, pernapasan lebih cepat, kebingungan, kejang dan pingsan atau penurunan kesadaran.
Jika menemukan gejala demikian, kata dia, berteduh dan segera menyiram pasien dengan air sampai basah seluruh tubuh.