Kenali tanda lupus, anak perempuan lebih berisiko terkena, ini sebabnya

photo author
- Rabu, 8 Mei 2024 | 09:30 WIB
Ilustrasi - Odapus atau Penderita lupus.  (ANTARA/National Institutes of Health)
Ilustrasi - Odapus atau Penderita lupus. (ANTARA/National Institutes of Health)



HARIAN MERAPI- Dokter menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki.


Perbandingannya sangat signifikan, yakni sembilan dibanding satu, rata-rata dialami anak usia 11-12 tahun.


Demikian disampaikan anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Reni Ghrahani Majangsari, SpA(K), MKes pada seminar daring ‘Lupus Pada Anak’, Selasa.

Baca Juga: Perolehan BPHTB Sleman Tahun 2023 Lampaui Target hingga 110,19 Persen


“Penyakit lupus mayoritas dialami anak perempuan, perbandingannya signifikan dibandingkan anak laki-laki, yakni sembilan banding satu, dan paling banyak dialami remaja berusia 11-12 tahun,” kata dia .


Adapun yang banyak berperan dalam menyebabkan anak perempuan lebih riskan terhadap lupus, yakni hormon estrogen.

Estrogen merupakan salah satu jenis hormon seks wanita yang diproduksi oleh ovarium. Hormon ini berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi, menunjang kehamilan yang sehat, hingga membantu menjaga kesehatan jantung.

Baca Juga: Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Pakualaman untuk Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat

“Memang faktor hormonal khususnya estrogen banyak berperan dalam kejadiannya penyakit lupus. Karena hormon estrogen itu akan memperberat faktor peradangan, akan mencetuskan peradangan pada anak-anak yang berpotensi atau menderita penyakit lupus,” jelas Reni.

Penyebab terjadinya lupus hingga kini masih belum sepenuhnya diketahui namun gabungan kombinasi dari faktor di luar dan dalam tubuh yaitu hormon, lingkungan dan faktor genetik diduga berinteraksi sebagai penyebabnya.

Berdasarkan laman Kementerian Kesehatan, meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung dugaan bahwa hormon khususnya estrogen dan prolaktin menjadi pencetus penyakit Lupus.

Penyakit lupus pada anak dapat ditandai dengan anak sering demam, salah satunya. Demam biasanya hilang timbul, dapat tidak terlalu tinggi hingga demam tinggi.

Baca Juga: Jelang Leg Kedua Semifinal Liga Champions Bayern Munich vs Real Madrid, Thomas Tuchel Punya Misi Khusus untuk Harry Kane

Selain itu, anak sering tampak pucat, dan sering dirawat karena menderita demam yang berkepanjangan juga bisa jadi ciri lupus.

“Anak juga tampak lelah tanpa sebab yang jelas, bisa mengalami penurunan berat badan, dan kerontokan rambut,” ujar Reni.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X