HARIAN MERAPI - Sebelum pasangan menikah, hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
Jangan sampai timbul masalah di kemudian hari gara-gara tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dihindari.
Demikian saran dari psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.
Baca Juga: Klasemen Liga Premier Inggris: Manchester City Tempel Ketat Arsenal, Liverpool Makin Tercecer
Psikolog klinis anak dan remaja mengingatkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
“Banyak hal yang harus diperhatikan oleh pasangan yang ingin membangun keluarga ya, mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat kita biasanya multifaktor mulai dari ketidaksiapan berkeluarga, masalah ekonomi sampai perselingkuhan,” kata Vera.
Vera mengatakan perceraian merupakan satu faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak yang utamanya dapat dilihat dari adanya perubahan pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa perubahan sikap yang menurutnya patut diwaspadai adalah anak mengalami aneka ragam emosi tergantung usianya, merasa kebingungan karena berusaha memproses dirinya menerima kenyataan, menjadi emosi secara berlebihan hingga tidak mau sekolah.
Baca Juga: Baru Keluar Lapas, Rio Reifan Ditangkap Polisi Lagi
Oleh karena itu, sebelum menjadi orang tua, Vera mengingatkan agar seluruh calon pengantin untuk mempersiapkan diri apabila ingin membangun sebuah keluarga, yang dapat diawali dengan membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.
Dalam komunikasi tersebut, tiap pasangan dapat membeberkan rencananya masing-masing terkait seperti apa pola asuh yang ingin diterapkan, rencana untuk memiliki anak hingga mendiskusikan kondisi perekonomiannya.
Kemudian, calon pasangan bisa mulai menyiapkan mentalnya sebagai orang tua.
Menurut dia dengan siap secara fisik, finansial maupun mental, orang tua dapat lebih bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anaknya.
Baca Juga: Prabowo: Kami Membutuhkan Nahdlatul Ulama
Termasuk menekan rasa egois yang dapat menempatkan anak dalam kondisi tidak nyaman ketika pasangan mengalami masalah seperti bercerai.