Begini mitos yang harus diluruskan seputar paru-paru basah, termasuk juga mitos kebiasaan tidur di lantai

photo author
- Jumat, 19 April 2024 | 09:30 WIB
Arsip Foto - Petugas medis memperlihatkan hasil rontgen paru-paru dalam kegiatan pemeriksaan di SDN Duren Tiga 01, Jakarta, Selasa (19/12/2023).  (ANTARA FOTO/Rina Nur Anggraini)
Arsip Foto - Petugas medis memperlihatkan hasil rontgen paru-paru dalam kegiatan pemeriksaan di SDN Duren Tiga 01, Jakarta, Selasa (19/12/2023). (ANTARA FOTO/Rina Nur Anggraini)

HARIAN MERAPI - Selama ini beredar mitos yang keliru tentang paru-paru basah.

Mitos itu dikaitkan dengan aktivitas tidur di lantai, menggunakan kipas angin yang menghadap badan dan sebagainya.


Dokter spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular dari RSUP Fatmawati Jakarta dr. Ermono Superaya Sp. BTKV, meluruskan mitos tersebut.

Baca Juga: Kiat kontrol diabetes untuk hindari gangguan penglihatan mata

Menurut dr. Ermono Superaya Sp. BTKV, paru-paru basah bisa terjadi karena ada infeksi pada paru-paru atau penyakit jantung yang menyebabkan adanya air di paru-paru, bukan semata karena sering tidur di lantai.

"Jadi, tidur di lantai tidak menyebabkan paru-paru basah. Jadi, yang dicek jantung dan paru, tidur di lantai enggak ada masalah sebenarnya," katanya di Jakarta, Kamis.

Ia menyampaikan bahwa penggunaan kipas angin yang menghadap langsung ke badan semalaman semasa tidur juga bukan penyebab utama paru-paru basah.

Infeksi yang dapat menyebabkan paru-paru basah, menurut dia, dapat terjadi jika kipas angin yang dipakai kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan.

Baca Juga: Kasus pornografi libatkan anak adalah fenomena gunung es, Pemerintah akan bentuk Satgas

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, debu akan terus terhirup dan masuk ke paru-paru selama kurang lebih delapan jam tidur dengan kipas angin menyala dan kondisi yang demikian bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan mengakibatkan paru-paru berair.

"Jadinya, paru-paru basah karena debunya mengendap di paru, di dalam tubuh sel darah putih akan melawan, jadinya infeksi meradang," katanya.

 

Ermono juga menjelaskan bahwa penyakit jantung atau infeksi bisa menyebabkan paru-paru terendam air terus menerus.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi pada paru-paru, ia melanjutkan, pasien harus rutin periksa dan menjalani pengeluaran cairan guna memastikan tidak ada tumor atau kanker pada paru-parunya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X