harianmerapi.com - Varian baru Covid-19, Omicron menghantui dunia. Namun menjadi tantangan bagi ilmuwan untuk membuat vaksin guna melawannya.
Hanya saja dibutuhkan waktu lama, bahkan hingga berbulan-bulan sementara Omicron ada di depan mata. Varian ini telah menyebar ke sejumlah negara.
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menyebut berdasarkan pemantauan, saat ini virus Corona B.1.1.529 atau Omicron terdeteksi sudah di 45 negara.
Baca Juga: Pentas Ketoprak Meriahkan Hari Jadi ke-75 Sidoluhur, Berikut Ini Rangkaian Acara Selengkapnya
Negara yang tertinggi ditemukan kasus Omicron adalah Afrika Selatan dan Inggris yakni lebih dari 100. Negara lainnya Zimbabwe 50 kasus dan Amerika Serikat 38 kasus.
Untuk mendeteksi adanya Omicron ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta pemeriksaan sampel menggunakan metode Whole Genome Sequencing (WGS) diperbanyak.
Mencegah dan mengurangi tingkat kesakitan akibat paparan Covid-19 dengan vaksin yang sudah berjalan baik selama ini, dinilai tidak optimal menghadapi Omicron.
Baca Juga: Manchester United Lawan Aston Villa di Putaran Ketiga Piala FA 2021, Ini Hasil Lengkap Undiannya
Omicron yang tidak terlawan oleh vaksin ini dapat menyebabkan penyakit dan meningkatkan hunian perawatan di rumah sakit. Jika demikian akan memperpanjang pandemi di bumi ini, termasuk di Indonesia.
Bos Moderna Stephane Bancel menyampaikan vaksin yang ada saat ini dinilai kurang ampuh melawan varian Omicron.
Dia menerangkan perlunya modifikasi vaksin dalam mengatasi Omicron, mengingat tingginya jumlah mutasi pada lonjakan protein yang dimanfaatkan virus untuk menginfeksi sel manusia.
Baca Juga: Cerita Misteri Si Makhluk Cantik Bernama Soraya yang Jadi Penunggu Rumah Kuna
Sementara itu butuh waktu hingga berbulan-bulan untuk mulai mengirim vaksin yang ampuh melawan Omicron.
Pemerintah Indonesia terus menggelorakan untuk penerapan prokes secara ketat untuk mencegah paparan Covid-19, termasuk varian Omicron. Dan yang tidak kalah terpentingnya adalah mencukupi asupan gizi yang seimbang.
"Tetap terapkan Prokes dan terapkan pols makan dengan gizi seimbang," kata juru bicara Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro. *