HARIAN MERAPI - Penyehat Tradisional (HATTRA) yang tergabung dalam Paguyuban Penyehat Tradisional Bantul turun gunung menggelar bakti sosial.
Bakti sosial penyehat tradisional (HATTRA) mengambil tajuk "Jampi Ati" jamu dan pijet agawe tinebih rebeda.
Kegiatan tahunan yang menjadi agenda rutin penyehat tradisional (HATTRA) Bantul ini, selain sebagai ajang silaturahmi para penyehat tradisional juga sebagai wadah kegiatan bakti sosial kepada masyarakat.
Baca Juga: Ditanya soal lokasi Piala Dunia U-17, begini jawaban Presiden Jokowi
HATTRA beranggotakan para terapis bermacam metode dan peracik jamu tradisional se Kabupaten Bantul.
"Kegiatan sebagai ajang silaturahim anggota sekaligus untuk bakti sosial kepada masyarakat dengan pelayanan terapi gratis," ungkap Ketua HATTRA Bantul Joko Suwondo (73) di sela kegiatan yang berlangsung di Kantor Sekretariat HATTRA Bantul, Kowen I Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Sabtu(24/6/2023).
Menurut Mbah Wondo begitu tokoh peracik jamu tradisional Bantul ini biasa disapa, ada 40 penyehat tradisional dari bermacam metode dan teknik keahlian yang hadir.
Mereka berasal dari 18 Kapanewon yang ada di Bantul.
Dijelaskan juga, untuk mengumpulkan penyehat tradisional dalam satu kegiatan rutin dalam pertemuan setiap bulannya sangat sulit untuk berkumpul semua.
Selain disebabkan padatnya kegiatan setiap anggota, mereka juga punya tanggungjawab dengan agenda praktik masing-masing yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Tapi untuk kegiatan tahunan seperti ini mereka seperti turun gunung untuk melakukan bakti sosial melayani masyarakat secara gratis," ucapnya.
Dijelaskan Mbah Wondo, pasien setelah melakukan pendaftaran oleh petugas diarahkan ke terapis sesuai dengan keluhan penyakit yang dirasakannya.
Baca Juga: Bahas Persiapan Liga 1 Musim 2023/2024, Kapolri dan Ketum PSSI Bertemu Hari Ini