"Untuk pewarnaan masih natural, ukuran juga belum bervariasi. Kemudian saat istri yang pegang mulai berkembang dari ukuran, warna, dan jenis miniatur yang lebih banyak," ucapnya.
Untuk harganya sendiri dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau.
Seperti contoh untuk 1 unit miniatur andong berukuran panjang kurang lebih 20 cm dan tinggi 10 cm hanya dihargai sekitar Rp 90 ribu.
Meskipun murah, namun kualitas yang ditawarkan sangat bagus.
Baca Juga: Bupati Sukoharjo resmikan kantor PGRI, tingkatkan kinerja guru
"Untuk harga kita sebisa mungkin bikin harga yang terjangkau, tetapi kualitas tetap terjaga," katanya.
Bagaimana tidak, dengan proses pembuatan yang tidak mudah, bahan miniatur yang didominasi oleh besi dan tembaga serta memakan cukup waktu ini dijual dibawah Rp 100 ribu.
Karena memiliki kualitas yang baik dan tingkat kemiripan yang tinggi, kerajinan ini tidak hanya dijual di pasar lokal saja.
Hasil miniatur ini sudah banyak dipesan oleh konsumen dari luar negeri, seperti Malaysia hingga Belanda.
Untuk pemasaean Theo dan istrinya lebih banyak menjual kepada penjual kerajinan yang membuka lapak di Malioboro.
Selain itu juga kepada penjual-penjual dari luar kota, seperti Solo, Bandung, dan Makassar.
"Kita lebih fokus ke reseller, untuk direct selling kita nggak terlalu banyak, hanya ada beberapa," imbuhnya.
Untuk proses pembuatan, Theo dibantu oleh tiga orang karyawan.
Mereka bertugas untuk melakukan pengecetan dan pembentukan kerangka miniatur.