JAKARTA, harianmerapi.com - Pemerintah terus mencari strategi untuk menemukan potensi pendanaan guna membiayai pembangunan infrastruktur di tengah pandemi Covid-19.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan penanganan Covid-19 satu hal yang terus dilakukan, tapi tetap melihat potensi Indonesia masa depan.
"Jadi selain menangani jangka pendek dan menengah tapi juga melakukan unblocking terus terhadap kebutuhan infrastruktur kita,” katanya usai meninjau Jalan Tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Dumai, Riau, Senin (1/11/2021).
Baca Juga: Terbukti Polres Temanggung Bantu Percepatan Herd Immunity, 7 Hari Vaksinasi 13.099 Orang
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap 1, lanjutnya, tetap dikerjakan di berbagai ruas dan dilakukan secara bertahap oleh BUMN sebagai bentuk persiapan untuk mendorong aktivitas ekonomi masyarakat.
“Kalau nanti kita keluar dari pandemi, bekerja dengan situasi yang bersifat endemi, maka kehidupan masyarakat meningkat, ekonomi meningkat dan membutuhkan infrastruktur,” ujarnya.
Suahasil menjelaskan pihaknya terus mengoptimalkan penggunaan dana APBN untuk mendukung dan memenuhi pembiayaan pembangunan infrastruktur termasuk JTTS Tahap 1.
Baca Juga: PSS Sudah Tahu Kekuatan Borneo FC yang Jadi Lawan pada Liga 1 di Stadion Manahan Solo Sore Ini
Pemerintah pun melibatkan institusi lain seperti sekuritisasi dan Sovereign Wealth Funds (SWF) sebagai salah satu strategi untuk mengoptimalkan pendanaan infrastruktur.
“SWF belakangan ini sudah mulai melakukan packaging atas insfrastruktur Indonesia termasuk jalan tol. Sehingga jalan tol yg memiliki prospek bisa dilakukan repackaging lewat SWF, ada dan masuk langsung bangun jalan tol di tempat lain. Ini yang kita maksud mencari unblocking financial potential itu,” kata Suahasil.
Baca Juga: Beberapa Komoditas Mengalami Kenaikan, Inflasi Bulan Oktober 0,12 Persen
Pembangunan JTTS terus dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero) sebagai kontraktor karena Presiden Jokowi pernah menjanjikan tol sepanjang 2.000 kilometer akan tersambung dari Lampung hingga Aceh pada 2024.
Untuk mewujudkan rencana itu, Hutama Karya menyebut untuk menyelesaikan 24 ruas tol yang membentang dari Bakauheni hingga ke Banda Aceh tersebut membutuhkan dana hingga Rp547,16 triliun.*