Penentuan premi: Menghitung premi yang adil dan kompetitif berdasarkan analisis risiko dan proyeksi klaim.
Pengembangan produk: Memahami kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi dan merancang produk yang relevan serta kompetitif.
Manajemen risiko & klaim: Mencegah sengketa klaim melalui penyusunan polis berbasis prinsip minimalisasi risiko dan asas utmost good faith.
Riset juga berperan penting dalam memperkuat kesiapan industri menghadapi tantangan baru, termasuk transisi digital, perubahan perilaku konsumen, perkembangan ekonomi wilayah, dan penerapan prinsip ESG sebagai bagian dari tata kelola berbasis keberlanjutan.
Baca Juga: Gelar perkara khusus kasus tuduhan ijazah palsu Jokowi segera dilakukan Polda Metro Jaya
Kolaborasi Akademik, Teknologi, dan Pendekatan Regional
Melalui IFG Progress sebagai think-tank strategis di bidang keuangan non-bank, IFG memperluas kerja sama riset dengan universitas di berbagai wilayah.
“Dalam kegiatan ini kami lakukan pendekatan riset dilakukan menggunakan behavioural economics, analisis data mikro, machine learning, hingga pemodelan statistik dan survei primer untuk memahami perbedaan karakteristik masyarakat berdasarkan wilayah, generasi, dan ekosistem digital,” jelas Head of IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman.
Berbagai temuan dari riset mitra universitas,mulai dari studi pemetaan generasi digital oleh Universitas Brawijaya, persepsi risiko kekeringan dan microinsurance oleh Universitas Nusa Cendana, Literasi keuangan dan preferensi produk asuransi jiwa dan dana pensiun oleh Universitas Sam Ratulangi, korelasi risk-taking dan kinerja kewirausahaan oleh Universitas Indonesia, hingga strategi komunikasi berbasis perilaku oleh Universitas Islam Indonesiamenjadi landasan pengembangan strategi penetrasi produk yang lebih terarah.
Melalui pendekatan berbasis riset, IFG memproyeksikan penguatan posisi sebagaimana the largest non-bank financial services ecosystem di Indonesia, memperluas inklusi asuransi, dan mengakselerasi implementasi prinsip ESG dalam praktik bisnis.
“Momentum ini kami jadikan ruang untuk bertukar pemikiran, memperkuat sinergi akademis dan industri, serta membangun ekosistem asuransi modern yang berbasis riset, inovasi, dan empati terhadap kebutuhan masyarakat. Asuransi harus makin dekat dengan publik, menjadi pilihan proteksi, bukan sekadar produk yang ditawarkan,” lanjut Ibrahim. *