"Bukan dinolkan tapi pindah ke rekening untuk belanja kebutuhan masyarakat," ungkapnya dalam temu media Jogja, Solo, Semarang di Yogyakarta, Sabtu (15/11/2025).
Baca Juga: 15,58 Juta Rekening Nasabah BPR dan BPRS Dijamin LPS
Secara keseluruhan, pertumbuhan DPK di DIY tumbuh sebesar 4,95 persen pada Oktober 2025. Anggito menambahkan, pertumbuhan DPK di DIY menunjukkan aktivitas bisnis yang ekspansif, tecermin dari pertumbuhan giro dan deposito yang meningkat dibanding tiga tahun lalu.
"Secara keseluruhan, komposisi produk dalam total DPK juga relatif stabil. Meski demikian, perlambatan tabungan (yang umumnya dimiliki perorangan) perlu menjadi concern,” pesannya.
Pertumbuhan ini terutama tecermin dari pertumbuhan produk giro dan deposito yang sustainable dan meningkat dibanding tiga tahun lalu. Anggito menjelaskan, pertumbuhan giro tercatat 11,35 persen pada Oktober 2025 sedang pertumbuhan deposito tercatat 6,20 persen pada Oktober 2025.
Baca Juga: Green Jobs Menjadi Arah Baru Profesi Teknik Lingkungan
Sebaliknya, perlambatan terjadi pada produk tabungan, yang umumnya dimiliki oleh perorangan, yang hanya tumbuh 0,71 persen.
"Secara komposisi, tabungan masih menjadi produk terbesar 59,21 persen atau Rp 51,85 triliun, diikuti deposito 26,79 persen atau Rp 23,46 triliun, dan giro 14 persen atau Rp 12,26 triliun," ungkapnya.
Sedang untuk komposisi simpanan bank umum per tier di DIY dalam tiga tahun terakhir masih relatif sama. LPS mencatat ada kenaikan porsi pada tiering Rp 500 juta–Rp 2 miliar dan lebih dari Rp 5 miliar.
"Sementara, simpanan kurang dari Rp100 juta justru sedikit menurun, meski masih yang terbesar," tuturnya. *