ekonomi

Program BRI Peduli 'Yok Kita Gas' Wujudkan Indonesia Bebas Sampah

Senin, 26 Agustus 2024 | 11:35 WIB
Penyerahan bantuan dalam program BRI Peduli 'Yok Kita Gas' untuk mewujudkan Indonesia bebas sampah. (Dok BRI)

HARIAN MERAPI - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen untuk mendorong praktik ekonomi sirkular di Indonesia.

Sebagai bagian dari besaran program Zero Waste to Landfill, BRI mengajak masyarakat berperan aktif untuk mengurangi volume sampah melalui Gerakan BRI Peduli Yok Kita GAS (Gerakan Anti Sampah).

Bentuk implementasi yang dilakukan adalah dengan membangun bank sampah atau TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu).

Baca Juga: Resmi Diusung PDIP, Airin Rachmi Diany Tegaskan Masih Jadi Kader Golkar

Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan berbagai pihak terkait, BRI berupaya memperluas jaringan bank sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Ditempatkan di wilayah sekitar wilayah operasional BRI, tujuannya untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri.

Sejak digulirkan pada tahun 2021, program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ telah dilaksanakan di puluhan lokasi di Indonesia yang terdiri dari pasar tradisional dan lingkungan masyarakat secara umum.

Program ini membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pemilahan sampah, pelatihan tata kelola dan penguatan kelembagaan, pelatihan literasi keuangan, dan pelatihan manajemen bisnis bank sampah.

Baca Juga: Daftar Sepuluh Parpol Tak Lolos Parlemen pada Pemilu 2024

BRI juga telah mengadopsi pendekatan yang inovatif dalam pengelolaan sampah dengan menyediakan fasilitas modern seperti mesin pencacah sampah organik dan bak maggot komunal.

Melalui inovasi ini, masyarakat dapat mengolah sampah organik menjadi produk yang bernilai seperti pupuk kompos atau pakan ternak.

Hasilnya, di tahun 2023 dengan program Yok Kita GAS di pasar tradisional telah terkumpul 6 ton sampah organik dan 8 ton sampah anorganik dengan jumlah maggot terjual sebanyak 72 kg.

Baca Juga: Lomba panahan Gagrak Ngayogyakarta trophy Ekalaya Keraton Ngayogyakarta digelar di Lapangan Minggiran

Program ini berhasil mengubah paradigma masyarakat tentang sampah menjadi aset bernilai ekonomis dengan meningkatnya jumlah nasabah bank sampah menjadi 260 anggota. Lebih lanjut, seluruh proses pengelolaan sampah berhasil mereduksi emisi CO2 sebanyak 59 ton dan CH4 sebanyak 23 ton.

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB