HARIAN MERAPI - PT Bank CIMB Niaga Syariah (CIMB Niaga Syariah) mengambil langkah berani dengan menargetkan spin off menjadi Bank Umum Syariah (BUS) independen pada Mei 2026.
Langkah krusial ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk mendongkrak pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang saat ini baru menguasai sekitar 7,5 persen dari total pangsa pasar perbankan.
Direktur Syariah Banking Bank CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, secara tegas menyatakan bahwa kemandirian ini sangat penting untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga.
"Kami mengakui, potensi perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar, namun pertumbuhannya masih lambat. Bandingkan dengan Malaysia, yang market share perbankan syariahnya sudah menyentuh kisaran 40 persen. Spin off ini adalah momentum percepatan kami untuk lebih agresif, inovatif, dan berdaya saing global," ujar Pandji di Yogyakarta baru-baru ini.
Pandji menjelaskan bahwa menjadi BUS independen akan memungkinkan CIMB Syariah untuk fokus penuh pada lima pilar inovasi, sekaligus memperkuat penetrasi ke segmen yang belum tergarap optimal, khususnya komunitas dan organisasi Islam dengan produk-produk unggulan yang sesuai kaidah.
Inovasi tersebut meliputi solusi treasury canggih untuk Korporasi, pengembangan mobile banking dan pembiayaan syariah untuk retail dan SMI, hingga produk spesifik yang mendukung ekosistem travel (haji dan umrah), pendidikan, dan kesehatan.
CIMB Syariah yang kini didukung 30 cabang syariah ditargetkan meningkat menjadi 50 cabang pada tahun 2030. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat jangkauan layanan, terutama di daerah-daerah prospektif seperti Yogyakarta, di mana portofolio bank telah mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 12 persen.
Identitas Baru untuk Citra Bank Syariah Modern
Sejalan dengan ambisi pertumbuhan ini, CIMB Syariah juga akan meluncurkan identitas merek (branding) baru yang merefleksikan visinya sebagai bank syariah yang modern.
Pandji mengungkapkan, perubahan akan meliputi logo dan palet warna.
Baca Juga: 4 Events Road to The 3rd ICIHES 2025, DIY Dorong Ekosistem Halal Nasional Menuju Standar Global
"Warna bank kami tidak akan lagi didominasi oleh warna merah seperti induknya, CIMB Niaga. Kami akan menggunakan warna yang lebih segar, elegan, dan mencerminkan nilai-nilai syariah yang tenang dan berkelanjutan. Ini adalah upaya kami menciptakan positioning yang jelas: bank syariah yang modern, inklusif, dan menjadi pilihan utama," tutup Pandji P. Djajanegara.
Melalui syariah, nasabah memiliki peluang lebih besar untuk untuk memilih produk yang tidak dimiliki bank konvensional.
Bentuk produk tersebut, lanjut Pandji, dapat berupa Kerja Sama dan Kemitraan dengan model Bagi Hasil (Mudharabah dan Musyarakah) yang memposisikan bank dan nasabah sebagai mitra, bukan debitur-kreditur.Leasing (Sewa) yang mengakomodir sewa-menyewa aset. Penyertaan Modal yang berupa opsi investasi dan pembiayaan berbasis penyertaan modal sesuai kaidah Islam, memberikan alternatif pembiayaan yang lebih adil dan transparan.
Produk yang berbasis akad ini dianggap lebih inklusif dan mampu mendukung pertumbuhan bisnis, terutama pada segmen Korporasi, Retail dan SMI (Small and Medium-sized Industries/UMKM).
"Pada tahun 2030, segmen retail dan UMKM ini akan lebih dominan dibanding segmen korporasi," ujarnya *