Tiga Pihak Berkolaborasi Selamatkan Harga Cabai di Atas BEP

photo author
- Minggu, 10 Agustus 2025 | 19:50 WIB
Proses petik bagian tangkai cabai termasuk salah satu syarat mutu ekspor.  (Foto: Sulistyanto)
Proses petik bagian tangkai cabai termasuk salah satu syarat mutu ekspor. (Foto: Sulistyanto)

 

HARIAN MERAPI – Strategi untuk menahan harga cabai agar tetap di atas Break Even Point (BEP) dilakukan berbagai pihak, sehingga petani tak mengalami kerugian di tengah anjloknya harga cabai di pasaran.

Tiga pihak pun telah berkolaborasi membantu menyelamatkan harga cabai agar di atas BEP, yakni PT Petani Milenial Sleman bersama Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) dan Champion Cabai Indonesia.

Satu di antaranya dengan mengekspor cabai rawit ke beberapa negara Asia dan akan diperluas ke Timur Tengah. Ekspor cabai dilakukan bertahap, perdananya pada akhir pekan kemarin.

Baca Juga: Jalur pendakian sudah selesai diperbaiki, Gunung Rinjani kembali dibuka 11 Agustus 2025

Menurut Direktur PT Petani Milenial Sleman, Ardhi Prasetyo, beberapa waktu terakhir harga cabai jatuh hingga mendekati BEP. Pihaknya, tak ingin petani merugi.

“Maka salah satu langkah yang kami ambil, yaitu membeli cabai di atas BEP untuk kemudian dipasarkan ke luar negeri, alias diekspor terutama ke sejumlah negara dan di Asia dahulu,” ungkapnya.

Pengumpulan cabai, lanjut Ardhi, dilakukan dengan memanfaatkan mobil box hibah dari Bank Indonesia (BI) melalui program CSR. Dalam satu minggu, tim Petani Milenial Sleman menargetkan dapat menyerap sampai sembilan ton cabai.

Baca Juga: Pesan tegas Presiden Prabowo di depan pra prajurit TNI: Daripada dijajah lebih baik mati

CEO PT Petani Milenial Sleman, Isnaini Baroroh SKom menambahkan, cabai-cabai yang sudah terserap, akan segera diproses minimal satu ton per hari.

Cabai-cabai tersebut diambil dari para petani cabai di Sleman dan sekitarnya, bekerjasama dengan PPHM dan Champion Cabai Indonesia. Sedangkan proses petik tangkai cabai, salah satu syarat mutu ekspor.

“Untuk petik bagian tangkai cabai, kami bermitra dengan sejumlah Kelompok Wanita Tani atau biasa disingkat KWT, sejumlah petani maupun ibu rumah tangga di kawasan pedesaan,” urainya.

Baca Juga: Sepasang kekasih dibekuk polisi karena terlibat curanmor di Patuk Gunungkidul

Dengan tahapan tersebut, lanjut Isnaini, dapat memberikan tambahan penghasilan bagi sebagian petani, anggota maupun pengurus KWT dan ibu rumah tangga di beberapa titik kawasan Sleman.

Sedangkan Taufik Mawaddani selaku Ketua Komda Petani Milenial Sleman mengungkapkan, keberhasilan mempertahankan harga di atas BEP adalah kebahagiaan petani dan tujuan utama pihaknya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X