HARIAN MERAPI - Biarpun harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih melemah sampai dengan perdagangan pagi ini, Jumat 28 Februari, namun Tim Analis Bareksa menilai ada sisi menarik yang dapat dimanfaatkan investor.
Hal tersebut ditulis oleh Analis Bareksa Ariyanto Dipo Sucahyo, dan Abdul Malik dalam riset yang dipublikasikan, mengutip pada Jumat (28/5/2025).
Keduanya menyoroti perihal strategi Buy the Dip di saham-saham Big Banks terutama saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dengan tetap menyematkan rating Buy, atau Beli saham BBRI.
Baca Juga: 72 laporan penipuan investasi TriumphFX, sedang ditangani polisi, ini kasusnya
Di mana sejak awal tahun hingga Jumat pagi pukul 10.40 WIB, saham BBRI sudah turun 15,69% jadi Rp3.430/saham.
Sejalan dengan gejolak amat berat terhadap IHSG yang dibayangi oleh penerapan tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Kanada, Meksiko, dan China.
“Tarif tinggi mengakibatkan kenaikan harga barang dan mengerek inflasi, terutama di AS. Inflasi tinggi membuat prospek penurunan suku bunga The Federal Reserve mengecil dan kurs dolar AS tetap kuat, sehingga menarik arus dana dari pasar global ke negeri Paman Sam,” mengutip paparan Tim Analis Bareksa dalam tulisan yang dipublikasikan, Jumat.
Ditambah lagi, di antaranya, indeks saham MSCI Indonesia turun peringkat dari equal weight menjadi Underweight akibat hambatan pertumbuhan dan penurunan Return on Equity (ROE).
Sentimen negatif ini dapat memicu arus keluar dana asing dari pasar saham Indonesia, yang berpotensi menekan IHSG hingga saham BBRI.
Mencermati peluang yang ada saat ini, Tim Analis Bareksa menilai butuh waktu sekitar 35–72 hari perdagangan dari level terendah (bottom) sampai pembalikan arah (rebound) ke level tertinggi dan return di atas 15%, seperti halnya yang pernah terjadi dengan gejolak pasar saham pada 2018 silam.
“Belajar dari kondisi itu, investor bisa menerapkan strategi Buy in the Dip secara bertahap,” tulisnya.
Baca Juga: Liga 3 Indonesia Musim Depan Diikuti 24 Klub
Karena, lanjut Bareksa, level bottom pasar saham tidak ada yang bisa mengetahui.