HARIAN MERAPI - Media massa berbasis online saat ini menghadapi tantangan berat, seiring kebijakan Google yang menampilkan hasil pencarian berupa AI (artificial intelegence) overview di halaman pertama.
Sistem baru yang diterapkan Google ini disebut akan sangat berdampak mengurangi views pada portal-portal berita online.
Hal itu disampaikan oleh jurnalis senior nasional, Tri Agung Kristanto di sela acara Capacity Building untuk wartawan ekonomi DIY yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) DIY di Hotel Sensa Bandung Jawa Barat, Kamis-Jumat (26-27/9/2024).
Baca Juga: Hati-hati, skincare yang miliki kandungan tertentu bisa sebabkan kelainan bawaan pada janin
“Google AI telah mengubah cara pengguna mencari informasi. Setelah penerapan Google AI overview ini, pageviews pada media-media online ini diprediksi akan turun signifikan, antara 40 sampai 60 persen," jelas Tri Agung yang juga menjabat di Komisi Pendidikan Pelatihan dan Pengembangan Dewan Pers.
"Ini menjadi tantangan besar bagi media-media online yang mengandalkan pageviews dan pencarian Google, untuk bisa terus survive,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Tri Agung Kristanto menyatakan, para wartawan harus tetap patuh terhadap etika jurnalistik serta Peraturan Dewan Pers No. 03 tahun 2024 tentang pedoman perilaku dan standar pers professional.
Secara spesifik, wartawan atau jurnalis yang mengkhususkan diri dalam penulisan ekonimi diwajibkan paham akan dinamina ekonomi serta mampu memberikan informatif yang faktual kepada masyarakat.
Karena perkembangan teknologi dan digitalisasi, media juga harus berkembang dan beradaptasi. Media harus berubah dalam pola bisnisnya.
Sekarang media tidak bisa hanya mengandalkan oplah dan iklan, tapi juga dituntut untuk mengembangkan unit usaha lain untuk mendukung kegiatan jurnalisme media.
"Agar bisa bertahan, media harus beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Saat ini, media tidak hanya berdiri di dua kaki, tetapi harus di banyak kaki," jelasnya.
Acara Capacity Building oleh Bank Indonesia ini dibuka oleh Kepala Tim Implementasi Kajian Ekonomi Daerah (KEKDA) BI DIY Dian Wening Tiastuti.