YOGYA (HARIAN MERAPI) - Pelatih Kepala Bank BPD DIY Bima Perkasa, David Singleton bersama Rookie Samuel Devin Susanto dan Reza Arfah berbagi teknik olah bola dan shooting kepada delapan pebasket muda dalam Go The Extra Mile Bima Perkasa Academy, Sabtu (23/1) sore hingga petang di Town Hoops Yogyakarta.
Tidak hanya skill dasar yang sangat dibutuhkan pebasket, ketiganya juga memberi tahu rahasia gerakan para pemain kelas dunia seperti cross over ala Allen Iverson (legenda NBA) dan drill Klay Thompson yang bermain di Golden State Warriors. Setelah latihan para peserta juga diajak satu lawan satu melawan para pemain Bank BPD DIY Bima Perkasa.
“Gerakan spesial para pemain kelas dunia berawal dari yang kami latih tadi. Saya senang berbagi dengan para pebasket muda dan perkembangan delapan pebasket tadi akan terus dipantau Bima Perkasa Academy,” kata David usai event.
Manajer Bima Perkasa Academy, Fika Nurazam Wirastuti menambahkan materi yang diberikan dalam latihan privat tersebut memang berkaca pada pemain kelas dunia. Nantinya para pebasket muda ini bisa melatihnya sendiri di rumah dengan atau tanpa bola. Coach David Singleton tidak hanya memberi contoh namun juga memaparkan fungsi dan alasan dari gerakan tersebut.
“Pemain dunia footwork-nya bagus. Hal dasar itu yang jadi titik awal pemain seperti Klay, Iverson, Steph Curry dan lain-lain. Banyak skill baru, misalnya tadi kita belajar bagaimana merasakan gravitasi saat shooting dan lain-lain, mereka sangat senang dengan materinya,” sambung Fika.
Delapan pebasket muda yang ikut pelatihan privat ini datang dari banyak kota, terjauh dari Kalimantan Timur. Sebelum ikut pelatihan mereka harus memastikan kesehatan lebih dulu dengan negatif dari Covid-19. Respon mereka cukup baik, bahkan orang tua peserta minta agar Bima Perkasa Academy rutin menggelar event serupa karena materi yang diberikan sangat detail. Fika mengamini saran dari peserta dan orang tua, apalagi di tengah pandemi mereka sangat membutuhkan latihan yang berkualitas.
“Meski pandemi, kualitas latihan pebasket muda atau usia dini harus tetap bagus. Itulah alasan adanya latihan privat ini, menjaga kualitas karena wadah latihan berkurang karena pandemi,” tambah Fika. (Des)