KARANGANYAR (MERAPI) - Sejumlah petarung di ajang terbuka Tarung Bebas Amatir se-Jawa Bali di Karanganyar, berpotensi menjadi atlet profesional. Mereka akan didampingi di kategori pra junior, junior dan senior.
“Dalam dua hari pertandingan ini, potensi muncul banyak sekali. Meski TBI (tarung bebas Indonesia) baru berproses ke KONI, namun sudah disiapkan pembibitan atlet sejak dini, bahkan di usia 6-7 tahu. Kategori pra junior, junior dan senior,” kata Ketua Harian TBI, Bambang Nugraha di sela pengawasannya di Kejuaraan terbuka Tarung Bebas Amatir se Jawa Bali di BLK Karangpandan, Minggu (16/6).
Dalam kejuaraan itu, 221 petarung junior dan senior asal 49 camp saling berhadapan, Sabtu-Minggu (15-16/6). Di pertarungan satu lawan satu itu, Bambang mendapati teknik variatif melumpuhkan lawan. Seperti wing chun, muay thai, karate, kickboxing, silat dan sebagainya. Ia mengapresiasi sikap sportif dan kepatuhan petarung di sudut biru dan merah.
“Mereka diprospek ke pra PON atau Porprov. Sekitar 18 petarung di ring ini, potensial diincar,” katanya.
Sementara itu hingga partai ke-20, Terate Tebas Camp selaku tuan rumah event, telah memenangkan 11 emas dari kelas junior dan senior. Tersisa empat petarung lagi yang akan berlaga.
“Sebagian menang KO dan menang karena nilai. Boleh dibilang, persiapannya kurang matang. Kendalanya, tanpa karantina sehingga kurang bisa memantau fisik petarung. Kembali lagi ke minimnya pendanaan untuk karantina,” kata Manager Terate Tebas Camp, Darmanto yang menerjunkan 23 petarungnya.
Meski demikian, mental para petarungnya tak kendor. Sebagai tuan rumah, semangat para petarung berkobar untuk menyuguhkan performa terbaik.