Pondasi ini sangat krusial agar pelatih dapat memberikan bimbingan yang tepat sejak awal,” jelas pria kelahiran Makassar tersebut.
Biaya sertifikasi yang biasanya mencapai Rp3 juta, pada kesempatan ini dipatok hanya Rp750 ribu.
Kebijakan ini bertujuan membuka akses yang lebih luas bagi pelatih dan guru olahraga di Kudus agar mereka dapat meningkatkan kompetensi tanpa terbebani biaya tinggi.
Salah satu peserta, Just Nurkha Habibi, guru olahraga SD Muhammadiyah Birrul Walidain, menyambut baik program ini.
Baca Juga: Rumah Bos Koperasi BLN Salatiga Digeledah Polisi Polres Salatiga
“Materi yang diberikan sangat menarik dan mendorong kami untuk aktif berdiskusi dan berpikir kritis. Ilmu ini akan saya terapkan untuk membimbing anak-anak bermain sepak bola dengan lebih baik dan disiplin,” ujarnya.
Selain meningkatkan kualitas pelatih, program ini juga sejalan dengan visi Djarum Foundation dan MilkLife untuk memajukan sepak bola putri di Indonesia.
Teddy berharap, semakin banyak pelatih berlisensi akan memperkuat ekosistem sepak bola di daerah agar tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.
Baca Juga: Radiasi Cs-137 di Cikande: Status Zona Khusus Berlaku, Pemeriksaan Massal 1.562 Orang Dilakukan
Dengan sertifikasi lisensi D sebagai langkah awal, para pelatih diharapkan dapat terus mengembangkan diri hingga jenjang lisensi C dan seterusnya, sehingga mampu melahirkan generasi pemain muda yang berkualitas dan profesional di masa depan. *